Memang anakku masih balita, keduanya akan menginjak usia remaja belasan tahun lagi, tetapi aku adalah eks-remaja dan sabtu kemarin 19 Maret aku merasa sangat beruntung bisa hadir di kelas parenting yang diadakan oleh Kampung Keluarga. Pembicaranya seorang Ibu berusia 55 Tahun, memiliki 3 anak yang diusia remajanya dilewati dengan berbagai hal "Buni" alias Ibu " Rani Razak" lulusan ITB dan tak memiliki pengalaman didunia psikolog membuat Ibu 3 anak ini nekad banting setir demi menyelamatkan anaknya yang menderita dislexia.
Melihat dan mendengarkan Ibu Rani memaparkan seluruh isi materi maka kesimpulannya adalah :
Acara yang disponsori Kampung Keluarga ini mengajak Ibu-Ibu untuk bisa menjadi sahabat Remaja karena sering kali ketika menghadapi anak remaja kita kaget dengan perubahannya, ada rasa bangga karena anak tumbuh dengan bahagia tapi mengandung banyak kewas-wasan hanya dikarenakan pola pikir kita kembali keadaan kita ketika remaja dahulu, rasa-rasanya menghadapi anak remaja adalah sangat susah apalagi untuk diarahkan..beeeuughh saya jadi ingat diri saya sendiri, apapun yang diomongin mamak semua bisa ditangkis..sat..sat..mental semua.
Beberapa hal menjadi sulit dalam menghadapi anak-anak remaja hanya dikarenakan diri kita sendiri, misal nih seperti aku pas remaja dulu pengen banget bisa main piano tapi apa daya entah memang saat itu les piano gak ada didaerah kami atau alasan materi maka hal ini menjadi "Dendam Positif" dalam diri saya, dimana saya berkeinginan untuk mencapai ingin saya ini melalui anak saya Kanda "duh rupanya ini salah moms walaupun baik" karena belum tentu anak juga menginginkannya. Pernahkan dengar ibu-ibu yang bilang "duuhhh anak-anak sekarang susah dibilangin", Yup aku juga merasa demikian, lagi ya moms kita membandingkan dengan zaman kita dimana pilihan tontonan hanya ada TVRI dan belum ada dunia maya tentulah hal ini sudah jelas menjadikan kita anak yang tidak macam-macam, beda dengan sekarang apapun bisa dinikmati anak-anak remaja dengan bebas.
Dan baru tahu moms ternyata saking susahnya bersahabta dengan anak remaja,maka ada pendapat dari seorang psikolog Dr. James E. Gardner bahwa cara terbaik untuk menangani remaja adalah dengan mengunci mereka di dalam gudang saat berumur 12 tahun dan melepaskannya kembali pada saat mereka berusia 20 tahun, nah kan? mungkin aku begitu merepotkan mamakku dulu, begitu batin saya mendengan bu Rani menjelaskan hehehe.
Lantas umur berapa sih sebenarnya yang dikatakan anak remaja? Ternyata usia 13 tahun sampai 18 tahun adalah usia Remaja, so moms saat umur ini maka pastikan kepiawaian kita mengunci mulut, karena apa? Karena dari sisi perkembangan otaknya dipastikan anak Remaja memang belum mempunyai kemampuan untuk menganalisa hal-hal yang baik dan buruk. Panteeesss dalam hatiku hehehe...alhamdulillah aku mempunyai mamak meski tanpa ilmu parenting but she is my best friend!!! sampai sekarang mamak adalah tempat curhat terasikk, orang yang paling mendengar kita dan percaya moms menjadi pendengar yang baik itu memang susah.
So persoalan anak remaja itu apa saja sih ?
Dinamakan sebagai segitiga permasalahan anak remaja, karena ada 3 sumbernya yaitu :
Fiuuhh banyak banget jobdes orang tua ya ? Tapi pesan Bu Rani keep calm moms, jangan ribet apalagi repot, berusahalah menjadi pendengar yang baik, dan biaskaan anak menset tujuan dari setiap perbuatannya, sekaligus jadikan anak pribadi yang mandiri dengan mengenalkan segala resiko yang akan dihadapi.
Melihat dan mendengarkan Ibu Rani memaparkan seluruh isi materi maka kesimpulannya adalah :
- Mempunyai anak remaja jauh lebih sulit dari pada mengurus balita
- Dan remaja itu hanya butuh didengar , tak butuh nasehat bla..bla
- Cuman butuh ilmu tutup atau kunci mulut menghadapi usia remaja
- Persoalan orang tua dalam menghadapi anak remaja dari tahun ke tahun, dari zaman mesin tik sampai smartphone masih sama dan itu-itu saja, yang berubah adalah eranya.
- Gusdur dengan slogannya "gitu saja kok repot" menjadi acuan dalam ilmu parenting, bisa dikatakan era reformasi gusdur membuat anak-anak remaja kini sangat kritis dan diplomatis.
Acara yang disponsori Kampung Keluarga ini mengajak Ibu-Ibu untuk bisa menjadi sahabat Remaja karena sering kali ketika menghadapi anak remaja kita kaget dengan perubahannya, ada rasa bangga karena anak tumbuh dengan bahagia tapi mengandung banyak kewas-wasan hanya dikarenakan pola pikir kita kembali keadaan kita ketika remaja dahulu, rasa-rasanya menghadapi anak remaja adalah sangat susah apalagi untuk diarahkan..beeeuughh saya jadi ingat diri saya sendiri, apapun yang diomongin mamak semua bisa ditangkis..sat..sat..mental semua.
Bunda Rani "Buni" Cantik dan Bahagia |
Beberapa hal menjadi sulit dalam menghadapi anak-anak remaja hanya dikarenakan diri kita sendiri, misal nih seperti aku pas remaja dulu pengen banget bisa main piano tapi apa daya entah memang saat itu les piano gak ada didaerah kami atau alasan materi maka hal ini menjadi "Dendam Positif" dalam diri saya, dimana saya berkeinginan untuk mencapai ingin saya ini melalui anak saya Kanda "duh rupanya ini salah moms walaupun baik" karena belum tentu anak juga menginginkannya. Pernahkan dengar ibu-ibu yang bilang "duuhhh anak-anak sekarang susah dibilangin", Yup aku juga merasa demikian, lagi ya moms kita membandingkan dengan zaman kita dimana pilihan tontonan hanya ada TVRI dan belum ada dunia maya tentulah hal ini sudah jelas menjadikan kita anak yang tidak macam-macam, beda dengan sekarang apapun bisa dinikmati anak-anak remaja dengan bebas.
Dan baru tahu moms ternyata saking susahnya bersahabta dengan anak remaja,maka ada pendapat dari seorang psikolog Dr. James E. Gardner bahwa cara terbaik untuk menangani remaja adalah dengan mengunci mereka di dalam gudang saat berumur 12 tahun dan melepaskannya kembali pada saat mereka berusia 20 tahun, nah kan? mungkin aku begitu merepotkan mamakku dulu, begitu batin saya mendengan bu Rani menjelaskan hehehe.
Lantas umur berapa sih sebenarnya yang dikatakan anak remaja? Ternyata usia 13 tahun sampai 18 tahun adalah usia Remaja, so moms saat umur ini maka pastikan kepiawaian kita mengunci mulut, karena apa? Karena dari sisi perkembangan otaknya dipastikan anak Remaja memang belum mempunyai kemampuan untuk menganalisa hal-hal yang baik dan buruk. Panteeesss dalam hatiku hehehe...alhamdulillah aku mempunyai mamak meski tanpa ilmu parenting but she is my best friend!!! sampai sekarang mamak adalah tempat curhat terasikk, orang yang paling mendengar kita dan percaya moms menjadi pendengar yang baik itu memang susah.
So persoalan anak remaja itu apa saja sih ?
Dinamakan sebagai segitiga permasalahan anak remaja, karena ada 3 sumbernya yaitu :
- Keluarga, Seharusnya keluarga adalah "Rahim Sosial" tempat berkembangnya "janin kedewasaan" pada diri anak, dan ketika keluarga sudah tidak berfungsi sebagai rahim sosial maka inilah penyebab "kedewasaann yang prematur" pada anak. So moms meski dirumah ada nanny atau seperti aku anak sepanjang hari di daycare, maka usahakan moms apapun tentang pertumbuhan anak kita sebagai orang tua adalah pihak yang paling mengetahuinya. Hows? Ingat kita punya tuhankan? Minta kepadanya, sampai saat ini hanya doa kekuatanku, aku minta apapun itu tentang tumbuh kembang anak maka ijinkan aku yang mengetahuinya terlebih dahulu, alhamdulillah yes sepertinya diijabah, ibu didaycare selalu aku informasikan bahwa anak sudah bisa ini itu, semoga ini berlangsung seterusnya aamiin
- Sekolah, tau gak moms sekolah modern diera reformasi ini justru menjadi penyebab terakumulasinya persoalan remaja. Bayangkan sekolah yang mempunyai program full day telah merampas hak anak-anak untuk dewasa bersama orang tuanya. Ibu Rani bahkan menyadari hal ini karenanya beliau menyekolahkan anak-anaknya disekolah Negri yang hanya sampai jam 1 dan sisa hari dihabiskan bersama anak-anak dirumah.
- Penyebab persoalan remaja yang lain adalah Materialisme dimana remaja adalahkorban dari sistem masyarakat modern yang dicptakan oleh masyarakat kapitalis-materialis. ehhmm pernah ya moms baca berita yang anak gantung diri hanya karena tidak dibelikan motor atau handphone?
Lantas solusinya bagaimana ?
Diciptakan oleh TUHAN dan sebagai makhluk tuhan sudah sepantasnya kita memperkuat anak-anak remaja dengan Pendidikan Agama , percayakan semua agama telah mengatur bagaimana mendidik anak dengan benar? menanamkan karakternya dari sisi agama. Kedua yang bisa kita lakukan adalah Bangun Kedewasaan Anak, sekarang kita bisa ubah polanya, kita jadikan kebiasaan bagi anak-anak remaja untuk mempunyai tujuan dari setiap hal yang dialakukan. Tetapi ingat moms ini anak remaja masih labil jadikan tetap kasih space untuk cita-cita antara. Maksudnya begini ketika suatu saat anak datang kepda kita "Bu aku ingin menjadi Dokter", lantas kita dengarkan dan tanyakan apa yang harus dilakukannya untuk mencapai cita-citanya tersebut? dan ketika ditengah waktu si anak merubah keinginan tersebut, maka dengarkan dan amati lagi baru kemudian kasih arah dan siap dilaksanakan. Sejatinya pada saat dia membuat suatu tujuan maka tak perlu kita bantahkan karena saat-saat itu anak akan mengabaikan hal-hal yang gak penting dalam hidupnya. Misal si anak bilang "Ma aku mau jadi artis" padahal selaku Ibu kita paham bahwa hal tersebut tidak mungkin mengingat postur tubuhnya yang pendek (misal) nah kita selaku orang tua jangan langsung membantah karena anak akan membantah kembali dengan segudang argumen dan yakinlah sebulan kedepan si anak akan merubah kembali cita-citanya ini, entah karena tersadar atau karena mersa itu bukan tujuan yang baik bagi dirinya. Hal ketiga yang bisa kita lakukan adlaah Siapkan Kemandirian ajarkan anak untuk mengenal setiap resiko yang ada adalam pilihannya.
Dan saatnya kita juga sebagai orang tua mengevaluasi diri, budayakan bahasa yang santun, berikan kebebsan pada anak selama dia mengetahui resikonya, kemudian ingat ada TUHAN yang membantu kita.
Dan selama workshop kami juga diberikan permainan menarik seperti bermain Tom and Jerry yang menuntut kita untuk fokus, kemudia kita juga bisa membuat bintang diri kita mengukur kemampuan kita hal ini untuk lebih mengenal anak-anak kita nantinya, kemudian kami membuat jobdesc orangtua yang sangat banyak banget bila dituliskan item-itemnya kedalam 4 kategori yaitu
- SOSIO-EMOTIONAL, kita ingin anak yang mandiri, pintar, jujur, percaya diri, kaya, beruntung dsb
- INTELEKTUAL, anak yang cerdas, kreatif, bertanggung jawab, cerdas, rasional, kritis dsb
- SPRITUAL anak yang sholeh. taat, sayang orang tua dsb
- FISIK, anak yang sehat, kuat, ceria dsb
Our Jobdesc |
Fiuuhh banyak banget jobdes orang tua ya ? Tapi pesan Bu Rani keep calm moms, jangan ribet apalagi repot, berusahalah menjadi pendengar yang baik, dan biaskaan anak menset tujuan dari setiap perbuatannya, sekaligus jadikan anak pribadi yang mandiri dengan mengenalkan segala resiko yang akan dihadapi.
Dan saya hanya bisa terharu mengingat mamak saya.. terima kasih mak semoga Allah membayar setiap lelahmu dengan surganya aamiin
Oh iya kalau mau berkonsultasi bisa kontak Bu Rani Razak di 0811900436 atau kunjungi website beliau http://ranirazaknoeman.com.
1 Komentar
makasih gan, infonya,.
BalasHapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir