Tadi ada teman kantor yang bertanya "Bu sewaktu hamil pernah pendarahan nggak ?"
Kalau aku yang ditanya maka akan jawab "santai saja" selama pendarahan nggak pakai mules, nggak memberi rasa sakit inshaallah aman janinya, bisa jadi itu efek kelelahan atau bukan lelah tapi tidak mampu untuk melakukan hal-hal ringan sekalipun.
Iya, aku hamil saat usia sudah 34 tahun, iya anak pertamaku, iya..iya memang sudah tua karena menikahnya juga pas umur 33 tahun 4 bulan 22 hari. Begitu mendapati test kehamilan itu positif entah kenapa aku langsung menangis, entah ada banyak rasa disana, jujur pertama kali yang membuat air mataku jatuh adalah rasa sedih, betapa inilah yang dinanti oleh teman-temanku yang belum dikaruniai keturunan, ya rab terima kasih aku yang baru menikah langsung Engkau berikan amanah. Lalu tangisan selanjutnya adalah rasa bahagia "alhamdulillah bisa hamil".
Keseharianku memang gesit, kerja itu nggak pakai lama dan ini yang aku waspadai diawal kehamilan, aku harus tahu diri, karena kata dokter kandungan ku sudah harus mulai bisa mewarning diri sendiri "bahwa ada janin di dalam perut yang meminta perhatian kita". Awalnya aku merasakan biasa saja, sampai bingung kapan sih perut ini membelendung gede ? Baru seminggu aku mendapati ada flek coklat di celana dalam ku, langsung dagdigdug tapi menurut orang kampung biasa di awal kehamilan masih suka nge flek #okesip its OK donk ya. Tapi malamnya masih ada saja flek yang makin melebar jumlahnya, dan akupun mendatangi dokter kandungan , ternyata bahasannya sama kek orang kampung "biasa moms ini bisa jadi hormon kehamilan, biasanya diawal hamil suka begini" kalo kata orang tua ngabisin darah mens kata si Ibu dokter kandungan.
Sebulan pertama kehamilan aku mengalami flek sebanyak 3x, dan memang tanpa rasa sakit sedikitpun, cuman aku pernah juga mempunyai teman yang katanya ketika nge flek tanpa sakit juga tapi dia akhirnya harus rela dikuret, karena itulah aku tetap ke dokter juga meski fleknya tanpa sakit. Bulan kedua aku mengalami pendarahan, bukan flek seperti bulan pertama, tapi seperti darah menstruasi, dan aku mengunjungi dokter kandungan, pertanyaan awalnya adalah "apakah bapak dan ibu habis melakukan hubungan badan ? sambil menatapa mata suami aku jawab iya dok "kan nggak dilarang". Betul tidak apa-apa asala bermain dengan aman, sebaiknya gunakan pelindung (kondom) supaya menghindari luka dimulut rahim. Sperma itu jahat bu untuk usia kandungan dibawah 3 bulan jadi pintar-pintar deh mainnya. Setelahnya kami tak berani lagi dan selalu menggunakan pengaman.
Bulan ketiga sehabis sholat shubuh tiba-tiba aku merasakan aliran yang deras dari dalam celana, dan kaget bukan main itu darah segar, aku yang sudah mulai biasa dengan pendarahan maka langsung memasang pembalut, dan celana bekas darah aku masukkan ke dalam tas untuk di bawa ke Rumah Sakit, karena beberapa kali dokter meminta lihat warna darah dan banyaknya. Kali ini masih sama dengan bulan sebelumnya, habis berhubungan bu ? Iya dok tapi sudah menggunakan pengaman. Kecapean ? saya sih nggak merasa capek ya dok biasa saja. Baik bu kita USG dulu ya dan alhamdulillah janin masih menempel sempurna dirahim, detak jantungnya juga kencang, aman kok bu. Saya coba cek mulut rahimnya ya, siapa tau ada luka, dan kakiku di buka lebar, sebuah alat cocor bebek katanya mirip kek dongkrak ban membuat aku menjerit kesakitan, seketika bajuku basah oleh keringat dinginku, dan aku disuruh menarik nafas, menghembuskannya supaya mengurangi sakit katanya, aku lihat kasa, kapas berdarah banyak, dan aku pasrah. Dokter kembali menggeleng kan kepalanya "nggak luka kok, baik-baik saja".
Lantas darimana asal darahnya dok, kenapa kok saya pendarahan terus ya ? Sama asaya juga bingung bu ucapnya, ahh tapi yang penting janinnya baik dan sehat kok bu. Akupun diberi obat untuk mempercepat penghentian aliran darah dan biasanya setelah mengalami pendarahan aku harus bedrest 3 hari di rumah.
Memasuki bulan ke empat aku masih flek, tapi aku sudah terbiasa, selama feelingku bilang its OK maka aku akan membaringkan badanku, melurukan kakiku rapat dan seharian di tempat tidur. Lantas disuatu pagi mamak menelepon "silahkan mau percaya atau tidak, tapi mamak semamlam mimpi didatangi nenek-nenek, katanya jangan panggil anak dalam rahim mu itu dengan sebutan "Abang", abang itu dalam bahasa Jawa dan Palembang berarti Merah, jadi gantilah sebutannya menjadi "Kanda".
Setelahnya aku merasa Kanda mungkin jauh lebih baik, dan bisa sekaligus aku jadikan nama Depan, sejak pagi itu akupun mengganti panggilan untuk Janin di rahimku "Assalamualaikum Kanda", maaf ya hampir 150 hari manggilnya Abang, nggak suka ya ? Entahlah ketepatan yang bersamaan, bisa jadi usia kandungan sudah mantaf yaitu 4 bulan lebih, pokoknya sejak itu pendarahan pun berhenti tetapi anak pertama kami memang lahir kurang bulan yaitu usia kehamilan 34 bulan aku sudah melahirkannya dengan normal, alhamdulillah sehat sampai hari ini.
So moms, lantas bagaimana aku menyikapi pendarahan selama kehamilan ?
- Jangan Panik, tetap tenang moms, selama tidak disertai nyeri inshaallah aman. Dan untuk kebaikan langsung konsultasi ke dokter kandungan
- Jangan Saling Menyalahkan, apapun yang terjadi selama kehamilan usahakan bersikap bijaksana, jangan tuding penyebabnya karena tidak akan memberikan solusi
- Berbaringlah segera, pasang pembalut, minum air putih dan sari buah , buat diri relax
- Menurut dokter kandungan kami, bila terjadi keguguran pada usia kehamilan 3 bulan kebawah bisa dipastikan ini bukanlah human error, melainkan dari awal pembuahan janin memang sudah tidak available, dan gugur dengan sendirinya. Bila keguguran diatas 3 bulan bisa dipastikan ada human error, entah itu kecapean, tidak memperhatikan kesehatan dana lain sebagainya. Namun sebagai umat beragama maka kita pun diajarkan menyikapi segala kejadian dengan sabar.
- Berbicaralah dengan janin, elus pertunya moms "nak sehat-sehat donk, Mami menginginkanmu, ada banyak hal indah disini, tetaplah bersama Mami ya nak.
- Optimis, yakinlah semuanya akan baik-baik
- Keep Calm, usahakan selalu tenang moms, ajak pasangan untuk berdiskusi, beritahukan ke orang tua sehingga akan banyak doa untuk kita dan janin di rahim kita.
Pada saat kehamilan anak kedua aku mengalamai pendarahan 1x dan penyebabnya adalah abang ojek yang nggak peduli dengan kehamilanku, setiap polisi tidur digas, digas lagi sampai aku merasa tidak nyaman dan benar saja ada pendarahan, alhamdulillah hanya sedikit dan anak kedua lahir dengan usia kehamilan 38 minggu.
So moms, tetap sehat ya dan semoga sehat sampai HPL tiba, untuk temanku yang belum dikaruniai anak-anak, yakinlah bahwa Allah Maha pemberi terbaik ya...
8 Komentar
Alhamdulillah tidak pernah ngalamin, tipsnya berguna mbak :)
BalasHapusalhamdulillah
HapusAlhamdulillah ya pendarahannya ga mengakibatkan luruhnya janin :)
BalasHapusiya mbak, alhamdulillah meski tiap ke RS sdh selalu pasrah..jd mmg optimis itu wajib hehehe
Hapusinspiring banget mbak...aku alhamdulilah jangan sampai deh...tetapi ini bermanfaat banget mbak
BalasHapusaamiin
HapusDikuat2in bacanya sambil mules kalau soal pendarahan huhuhu. Dua kali hamil sepertina cuma flek2 keputihan Mbak Uli. Tp trims artikelnya jd paham, soale ada bbrp tmn yg hamilnya jg bbrp kali ngeflek spot gtu, ada yg dikuret jg... TFS
BalasHapussippp...thanks pril sdh mampir ya
HapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir