Toilet Training atau ada yang juga yang menyebut nya dengan Toilet Learning,
istilah di kita mah “Belajar Pipis Sendiri”. So ini adalah kegiatan untuk
anak-anak yang baru akan belajar menggunakan toilet bak orang dewasa, pipis dan
pup di kamar mandi, nggak di popok lagi di salah satu pojokan ruangan hehehe.
Kapan Sih Anak Bisa Di Latih ?
Kalau dokter tentu punya patokan nya, milestone bahasa keren nya, meski
didahului dengan kalimat “bahwa setiap anak mempunyai kemampuan berbeda”, akan
tetapi secara usia dan perkembangan fisik di usia 18 bulan sudah bisa mulai
diajarkan. Kenapa 18 bulan ? karena secara tumbuh kembang di usia 18 bulan itu
anak sudah bisa mengeluarkan beberapa kosakata dan menggabungkan 3 kata
menjadi satu kalimat. Menurutku itulah tips suksesnya “ketika anak sudah bisa
membuat satu kalimat” artinya anak sudah bisa bicara dan harus sudah
berkomunikasi dua arah !
Sumber Olshop Theawesomeboy |
Persoalannya, anak ku Kanda di usia 3 tahun belum mampu membuat satu
kalimat, atas dasar itu aku tahu bahwa usaha ku untuk melatih nya, usaha ku untuk
melarang ini itu akan sia-sia, karena tentu saja Kanda belum bisa memahami
setiap instruksi yang keluar dari mulut ku, kata orang Medan sampe bebusa
mulut mu tak akan ngerti dia ! Namun demikian aku tak lantas menyerah (dadah ke
kamera) , aku tetap mencoba dan benar saja tak ada respon, yah karena memang
Kanda belum mempunyai kemampuan untuk memahami apapun yang aku ucapkan.
Persiapan Toilet Training
Beberapa teman yang memiliki anak seusia Kanda, sudah memulai toilet
training, mereka membeli segala keperluannya, seperti celana khusus (Training
Pants), tempat pipis khusus anak cowok (Toilet Pee Trainer), tempat pup khusus
anak cewek (Potty Pispot), dudukan toilet anak, seprei anti air. Kesemuanya itu
memang di perlukan. Tujuan semuanya adalah untuk melepaskan popok dari anak,
selain anak akan lebih sehat tentu sebuah kelegaan bagi Ibu, dimana tak usah
berurusan dengan pup yang baunya sudah mirip pup mama papa nya hahaha. Training
Pants bentuknya sudah celana dalam bahan katun, hanya saja masih tebal sehingga
masih bisa menahan pipis sampai 2 kali, tujuannya membuat si anak ngeh kalau
celananya basah tidak seperti popok yang bisa kering sampai 8-10 jam pemakaian
(iklannya begitu, kalau aku sih maksimal 4 jam ganti), dengan begitu maka anak
akan merasa tidak nyaman dan orang tua bisa memberitahukan mengapa hal tersebut
terjadi dan solusinya harus pipis ke kamar mandi seperti yang mama papa
lakukan.
Supaya lengkap tak salah kita latih anak dengan kondisi yang menyerupai
orang dewasa, belikan Toilet Pee trainer
atau potty pispot sehingga mereka bisa berkenalan dengan alat yang digunakan
mama papa. Tapi bagiku ini tak begitu penting, selain buang uang rasanya akan
kerja dua kali. Jadi yang aku lakukan adalah selalu berulang-ulang mengeluarkan
kalimat “kalau mau pipis atau eek kita ke WC ya, ke sini loh seperti mami kalau
pipis duduk disini” dengan ekspresi lempeng Kanda cuman bilang “oh” dan dia
lalu sibuk kembali dengan mainan nya. Terakhir seprei anti air menurutku perlu untuk
melindungi kasur supaya tidak kena tetesan pipis kalau-kalau malam hari anak
juga ngotot pengen tidur tanpa popok.
Latihan Yuk !
Well karena aku bekerja maka sangat sedikit waktu yang bisa aku manfaatkan
untuk melatih anak pipis sendiri. Seharian anak-anak di daycare, aku sangat
paham kondisinya, kalau aku ngotot anak tidak pakai popok bisa jadi
mendatangkan bahaya bagi anak-anak lain, so aku bersabar berharap Kanda segera
paham komunikasi dua arah sehingga kami bisa latihan. Usia 36 bulan ketikakosa
katanya sudah mulai keluar, setiap sabtu dan minggu aku berusaha memberitahu nya
untuk tidak lagi mengenakan popok. Dan aku pikir Kanda sudah siap diajak
berlatih, maka pagi itu sehabis mandi pagi akupun tak memakaikan popok, eh
tiba-tiba badannya panas dan Kanda terserang diare, oops mami nya melambaikan tangan
ke kamera ! akhirnya aku kenakan popok kembali mengingat diare nya masih berlanjut. Minggu berikutnya aku coba
kembali, kali ini Kanda sudah tidak pakai popok dan aku dapati celananya basah
tanpa dia komplain, aku ganti sambil aku mohon untuk bisa memberitahu mami
kalau mau pipis, hari yang dingin memang sejak shubuh sudah hujan, ah si Kanda
jadi beser mengingat stok celana menipis akhirnya dadah-dadah ke kamera lagi,
mami nya nyerah karena takut stok celana habis dan nggak ada yang dibawain ke
daycare untuk seminggu ke depan.
Pada akhirnya aku membuat kesimpulan bahwa Kanda belum bisa aku latih
karena belum bisa berkomunikasi dua arah dengan ku. Memaksa kehendak, bukan hal
terbaik menurutku, merusak hubungan hanya karena urusan pipis ? No..biarlah
anakku pakai popok, biarlah setiap bertemu orang ada kalimat “lah kan sudah 3
tahun kok masih pakai popok ? “Lah sudah besar kok masih pakai popok ?” cukup
kasih senyuman “iyah”.
10 bulan kemudian..
Kanda sudah berusia 46 bulan, dua bulan lagi genap 4 tahun. Dan akhirnya komunikasi
dua arah itu hadir tanpa konseling kemana-mana kecuali Dokter Anak yang selalu
memberi kekuatan “tenang aja mom, Kanda kan lahir kurang bulan, jadi ini wajar”
atau dilain kesempatan “tenang mom bahasa itu bukan satu-satunya indikator kesehatan
anak” Finally saat ini berangsur Kanda sudah mulai bisa ditanya dan menjawab,
sudah bisa aku ajak mengkhayal sebuah cerita.
Akupun teringat untuk mengajak nya berlatih kembali. Antara pipis dan pup
maka aku pilih latihan pup terlebih dahulu, ekspresi nya masih jelas ketika mau
ngeden hehe dan biasanya Kanda akan mojok ke sudut kursi. Melihat tanda-tanda
tersebut akupun mengajak nya ke kamar mandi, aku dudukkan ke toilet dan aku
duduk manis didepan kamar mandi, sementara Kanda meringis eek nya gak mau
kelual mami udah pergi katanya. Well di pakaikanlah celana baru beberapa menit
di kala maminya tidak mengawasi tercium aroma tak sedap ! Merepet lah mamak nya
karena merasa dikerjai Kanda “yah Kanda gitu deh, kan sudah janji sama mami buat
eek di WC!” Maaf ya mami , eek nya kecepatan tinggi. SIGH ! hufft pas lihat
wujudnya iya sih keknya doi mencret ...
Esok harinya ...
Mami : Kanda kita latihan ya, jangan eek di popok lagi, Kanda udah gede kan
?
Kanda : Iya, aku sudah besal mami
Mami : OK, lihat nih ya Kanda mami pakaikan celana loh, bukan popok
Kanda : Iya, aku eek WC ya mami ?
Mami : Iya, nanti mami kasih hadiah deh, mobil-mobilan
Dan seharian bersamaku tanda-tanda eek tak kunjung tiba, keesokannya
sebelum aku berangkat kerja aku ingatkan kembali perjanjian kami bahwa kalau
eek di WC ada mobilan untuk Kanda. Malam pulang kerja aku pun mendapati
teriakannya “Mami..mamii aku pintel donk, tadi aku eek di WC”, mana hadiah nya
...eiits akupun langsung bilang tunggu dulu kita cek ke mama daycare
ya..ternyata benar Kanda eek di WC, Maminya memeluknya say thankyou karena
sudah pintar dan tepati janji, akhirnya Kanda pun memperoleh reward atas
kesuksesan nya. Sebenarnya ada yang aku takut kan , bahwa Kanda hanya akan eek
sekali itu saja demi mobil-mobilan !
Esok hari aku cek dan benar saja kembali dia eek di popok. Akupun pulang ke
rumah dan Kanda seperti biasa teriak kesenangan melihat wujud ku hadir di pintu
rumah “mamiiii..mamiiii” kali ini aku memasang wajah bete “ahh mami dapat
laporan nih kalau Kanda eek di popok”, kenapa Kanda gak tepati janji ? Diapun
kembali memberi alasan bahwa dia kemarin sudah eek diWC. Akupun tak mau terima
alasannya, memasang ekspresi bete, memasang wajah tak senang sampai menjelang
tidur. Mami nggak mau Kanda diejek teman, mami mau Kanda eek di WC, mami sih
senang saja Kanda eek di popok karena tidak akan ada lagi beli mainan ya !
Diapun merengek membujuk agar aku senyum, tapi aku beneran kesel deh !
Esok paginya kembali aku ingatkan “Kanda tolong mami ya, eeknya di WC ya.
Dan siang hari aku dapat sebuah pesan di WA “mom, Kanda pup di WC tadi minta
sendiri”. Duh ga sabar rasanya pulang ke rumah memeluk Kanda. Kanda terima
kasih ya...dan di depan pintu dia sudah teriak-teriak meminta hadiahnya “mana
mami hadiahnya”. Akhirnya urusan pup di WC kelar, sekarang tinggal pipis nya !
Besoknya aku ajak ngomong lagi “ya ampuun anak mami udah pintar ya pup di
WC! Nah sekarang Kanda harus bisa pipis di WC ya, hari ini dri pagi mami pakein
celana ya. Iya mami sahutnya. Dan benar saja Mama di daycare memberi kabar
bahwa Kanda pipis ke WC , duh senangnya, bahagianya. Ternyata urusan pipis
kelar dalam satu hari saja, bahkan hari sabtunya aku ajak naik bis, main ke
mall Kanda sukses pipis sendiri.
Nah PR nya saat ini adalah ketika anaknya tidur, kalau di daycare setiap
mau tidur terpaksa dipakein popok, kemarin hari minggu aku coba ternyata
sepanjang tidur siang 2jam Kanda gak pipis, sebelum naik tempat tidur aku ajak
pipis dulu. Memancing anak pipis selain dengan sshh..shhhh bisa juga cipratin
air ke alat kelamin nya, kalau anak cowok memang respon nya agak lama bisa 5
menit baru pipisnya keluar hehe. Nah semalam aku coba lagi tidur tanpa popok,
dan sengaja aku pakaikan perlak , belum aku bangunkan karena aku mau tahu jam
pipis nya dahulu, ternyata Kanda pipis di jam 00.30 wib, berangkat tidur jam
19.00 wib dan pipis lagi jam 04.30 ketika dia sudah bangun. Ah ini PR kecil berarti,
ayo nak kita lanjut belajar lagi ya biar pas bobok gak ngompol ! OK mamiiii
sahutnya ...
So mom’s jadi kunci sukses itu terletak pada komunikasi dua arah, terbukti
untuk urusan pipis Kanda bisa paham dalam satu hari saja ! dan menurut dokter
kami jangan buat anak stress hanya karena urusan ke toilet ya, latihlah ketika
anak anda siap !
6 Komentar
super kandaaaa, selamat ya nak, dan selamat jg bwt bunda uli, : )
BalasHapusMakasih tante, akhirnya hehehe
HapusAkhirnya selamat Kanda :) aku yang baca deg-degan loh hahaha *lebay dikit*
BalasHapusAnak saya tiga-tiganya laki-laki
BalasHapusSeingat saya ketika anak saya yang pertama (dan itu 20 tahunan yang lalu)(hahaha)
Setiap mandi pagi, disuruh duduk di tempat duduk yang khusus pup itu. Entah terasa atau tidak sambil Saya/Bunda/atau si mbak bilang ... eee eeeekkk ... sambil menirukan ekspresi ngeden gitu ... (and yes ... pelu ditambah mainan (karena ini bisa lama prosesnya)
Tetap sehari-hari juga pakai popok. Ritual pagi ini untuk membiasakan saja. Lama-lama dia tidak eek di popok lagi.
Alhamdulillah lancar. Anak ke dua dan ke tiga? Sama juga. Namun agak lebih ringan. Karena kadang mereka mandi bersama dan adik meniru kakaknya.
Yes ... tidak semudah yang saya tulis. Ini butuh proses
Salam saya Kak
Selamat ya mak uli..sukses toilet training itu membahagiakan banget ya. Jd pgn nulis jg ttg toilet trainingnya tifa :)
BalasHapusalhamdulillah ada kelegaan krn kanda akhirnya bisa hehhe
HapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir