Nah kalau wartawan mana boleh buat judul begitu ? EYD nya aja salah hehe, kalau blogger ? bisa.. bisa banget mau menulis pakai gaya penulisan yang bebas yang penting ada pembaca :).
Agak aneh sih ketika ada yang menanyakan blogger itu sama kek wartawan bukan sih ? Yah jelas aja bukan, tapi kalau mau sebutkan perbedaannya mah buanyaaak . Bahkan dikalangan blogger itupun masih ada kelompok-kelompok nya. Ada yang bilang blogger newbie-lah, ada yang bilang blogger seleb-lah, ada pula yang mengkerucutkan blogger itu dari hobi masing-masing seperti yang suka masak jadilah disebut food blogger, yang suka dandan dilabelin dengan beuty blogger, nah atau yang jenis kek aku ini juga ada, apa ajaaa di tulis, apa ajaa diembat hehe, yah suka-suka aja sih ya hehe this is my lifestyle hahaha
Jadi ingat deh awal lulus kuliah aku di interview sebuah perusahaan media cetak, iya dulu kepengen banget menjadi seorang wartawan, ketika di tanya motivasi apa yang membawa aku melamar pekerjaan tersebut maka dengan semangat dan penuh senyuman aku menjawab "iyah, aku mau jadi wartawan biar bisa ketemu presiden, pak menteri, selebriti dan bisa poto-poto bersama mereka". Mataku masih berbinar-binar menatap si pewawancara dan senyum di bibirnya tak kunjung hadir hanya "oh, OK" yang keluar dari mulutnya, and you know guys aku tak di terima hehe.
Mungkin itu adalah perbedaan berikutnya antara blogger dan wartawan, yang satu suka dokumentasi yang hampir semua sudut di jepret, bukan..bukan karena norak tapi hanya berpikir kedepan siapa tahu spot cantik ini bisa bermanfaat di next job, entah hanya untuk background judul postingan, atau diikutkan lomba-lomba poto ala-ala di instagram hihihihi. Gaya khas ini sudah menjadi ciri blogger, wong sering toh menang kuis hadiahnya jalan-jalan. Ketika seluruh peserta sudah berkumpul maka mata ini dengan mudah menandai mana yang blogge mana yang bukan. Yang blogger pasti sudah jepret sana-sini meski masih di terminal keberangkatan hihihi.
Niat menjadi wartawan dan ngeblog saja sudah beda, yang satu berangkat dengan tanggungjawab terhadap institusi, yang satunya berangkat hanya untuk sekedar mengupdate blog nya.Wartawan bekerja di fasilitasi perusahaan, sedangkan blogger berjuang sendiri. Ya jangan heran kalau di sebuah event blogger di beri amplop sebagai pengganti ongkos jalannya. Malah sedih kalau ada wartawan yang resek ngeremehin amplop blogger, "yaela nulis dibayar" . Sementara wartawan secara kode etik tidak diperkenankan menerima amplop karena mereka sudah di upah oleh perusahaannya plus tunjangan lainnya pula.
Kalau dicap begitupun boleh. Tapi tetap saja merangkai kata menjadi kalimat itu butuh perjuangan. kalau tentang launching produk biasanya sudah ada press releasenya nah keunikan blogger itu juga terletak disini, blogger hanya butuh press release sekedar sebagai kerangka acuan, pengembangannya terserah kepada blogger, sesuai gaya masing-masing. Hal inilah yang menarik bagi orang lain, membaca informasi dari blogger bak magnet tersendiri, penyampaian lebih personal seolah membawa pengaruh bagi pembaca. Bedanya wartawan biasanya informasi yang disampaikan hampir smaa dengan press realese yang diberikan pihak pengundang, sehingga antara baca di koran dan lihat iklan di televisi hampir sama bahasanya. Kekuatan blogger jelas berbeda, banyak blogger yang mampu meyakinkan pembaca bahwa sebuah produk itu perlu dibeli apa tidak dan inilah pembeda berikutnya antara blogger dan wartawan, dimana wartawan cenderung objektif dan tidak boleh memihak
Jujur aku sih senangnya gak usah ngetwit, pegal ya bu... tapi..kami blogger ini sebelum hadir ke sebuah event selalu ada kesepakatan, ada yang menggunakan SPK dan invoice segala dengan beberapa kewajiban yang sudah dijelaskan. Nah menurutku memang blogger ini mampu meramaikan suasana, dengan kekuatan rembulan mereka bisa menyerap segala informasi dan menyalinkan semua kutipan narasumber ke twitter, belum lagi kudu ada hestek dan mention hadeeuhh membosankan ya ? Tidak semua mampu melakukannya, tapi untuk ku pribadi ini justru menyenangkan, entahlah aku menyimpan semua materi dalam cuitan, begitu mau menuliskannya cukup export data cuitanku maka beres semuanya. Nah kalau kakak-kakak wartawan risih wajar saja toh, memang begitu kak, manusia suka nya menggunakan standard kebahagiaan nya untuk mengukur kebahagiaan orang lain. Brand butuh branding, lewat cuitan mereka bisa mendapat respon yang luar biasa, rasa-rasanya kalau ini tidak bermanfaat mana mungkin penyelenggara sampai mau mengeluarkan dana tambahan hanya untuk urusan ngetwit, dan seringnya masih diiming-imingi hadiah pula untuk cuitan terbaik, jadi wajar blogger berjuang untuk hal itu.
Kalau soal kepintaran, rasa-rasanya di semua lini ada aja kan yang pintar dan yang sedikit pintar jadi gak pas juga kalau ada yang bilang blogger asal nanya, lah aku sering loh di labeli hadiah karena dianggap penanya yang bermutu, dan memang jarang media bertanya mungkin karena ada sesi wawancara biasanya jadi mungkin merasa gak perlu. Soal attitude rasa-rasanya gak harus jadi blogger ataupun wartawan untuk bisa memiliki attitude dan seringnya yang kasih cap si anu begini begitu itu temannya sendiri kan ya ..
Ah sudahlah dunia kita memang berbeda, tapi tujuan kita sama , yaitu menyampaikan berbagai kabar berita bagi siapa saja yang mau membacanya.
Agak aneh sih ketika ada yang menanyakan blogger itu sama kek wartawan bukan sih ? Yah jelas aja bukan, tapi kalau mau sebutkan perbedaannya mah buanyaaak . Bahkan dikalangan blogger itupun masih ada kelompok-kelompok nya. Ada yang bilang blogger newbie-lah, ada yang bilang blogger seleb-lah, ada pula yang mengkerucutkan blogger itu dari hobi masing-masing seperti yang suka masak jadilah disebut food blogger, yang suka dandan dilabelin dengan beuty blogger, nah atau yang jenis kek aku ini juga ada, apa ajaaa di tulis, apa ajaa diembat hehe, yah suka-suka aja sih ya hehe this is my lifestyle hahaha
Jadi ingat deh awal lulus kuliah aku di interview sebuah perusahaan media cetak, iya dulu kepengen banget menjadi seorang wartawan, ketika di tanya motivasi apa yang membawa aku melamar pekerjaan tersebut maka dengan semangat dan penuh senyuman aku menjawab "iyah, aku mau jadi wartawan biar bisa ketemu presiden, pak menteri, selebriti dan bisa poto-poto bersama mereka". Mataku masih berbinar-binar menatap si pewawancara dan senyum di bibirnya tak kunjung hadir hanya "oh, OK" yang keluar dari mulutnya, and you know guys aku tak di terima hehe.
Mungkin itu adalah perbedaan berikutnya antara blogger dan wartawan, yang satu suka dokumentasi yang hampir semua sudut di jepret, bukan..bukan karena norak tapi hanya berpikir kedepan siapa tahu spot cantik ini bisa bermanfaat di next job, entah hanya untuk background judul postingan, atau diikutkan lomba-lomba poto ala-ala di instagram hihihihi. Gaya khas ini sudah menjadi ciri blogger, wong sering toh menang kuis hadiahnya jalan-jalan. Ketika seluruh peserta sudah berkumpul maka mata ini dengan mudah menandai mana yang blogge mana yang bukan. Yang blogger pasti sudah jepret sana-sini meski masih di terminal keberangkatan hihihi.
Niat menjadi wartawan dan ngeblog saja sudah beda, yang satu berangkat dengan tanggungjawab terhadap institusi, yang satunya berangkat hanya untuk sekedar mengupdate blog nya.Wartawan bekerja di fasilitasi perusahaan, sedangkan blogger berjuang sendiri. Ya jangan heran kalau di sebuah event blogger di beri amplop sebagai pengganti ongkos jalannya. Malah sedih kalau ada wartawan yang resek ngeremehin amplop blogger, "yaela nulis dibayar" . Sementara wartawan secara kode etik tidak diperkenankan menerima amplop karena mereka sudah di upah oleh perusahaannya plus tunjangan lainnya pula.
Kerjaan Blogger itu Mudah !
Kalau dicap begitupun boleh. Tapi tetap saja merangkai kata menjadi kalimat itu butuh perjuangan. kalau tentang launching produk biasanya sudah ada press releasenya nah keunikan blogger itu juga terletak disini, blogger hanya butuh press release sekedar sebagai kerangka acuan, pengembangannya terserah kepada blogger, sesuai gaya masing-masing. Hal inilah yang menarik bagi orang lain, membaca informasi dari blogger bak magnet tersendiri, penyampaian lebih personal seolah membawa pengaruh bagi pembaca. Bedanya wartawan biasanya informasi yang disampaikan hampir smaa dengan press realese yang diberikan pihak pengundang, sehingga antara baca di koran dan lihat iklan di televisi hampir sama bahasanya. Kekuatan blogger jelas berbeda, banyak blogger yang mampu meyakinkan pembaca bahwa sebuah produk itu perlu dibeli apa tidak dan inilah pembeda berikutnya antara blogger dan wartawan, dimana wartawan cenderung objektif dan tidak boleh memihak
Blogger Harus ngetweet ?
Jujur aku sih senangnya gak usah ngetwit, pegal ya bu... tapi..kami blogger ini sebelum hadir ke sebuah event selalu ada kesepakatan, ada yang menggunakan SPK dan invoice segala dengan beberapa kewajiban yang sudah dijelaskan. Nah menurutku memang blogger ini mampu meramaikan suasana, dengan kekuatan rembulan mereka bisa menyerap segala informasi dan menyalinkan semua kutipan narasumber ke twitter, belum lagi kudu ada hestek dan mention hadeeuhh membosankan ya ? Tidak semua mampu melakukannya, tapi untuk ku pribadi ini justru menyenangkan, entahlah aku menyimpan semua materi dalam cuitan, begitu mau menuliskannya cukup export data cuitanku maka beres semuanya. Nah kalau kakak-kakak wartawan risih wajar saja toh, memang begitu kak, manusia suka nya menggunakan standard kebahagiaan nya untuk mengukur kebahagiaan orang lain. Brand butuh branding, lewat cuitan mereka bisa mendapat respon yang luar biasa, rasa-rasanya kalau ini tidak bermanfaat mana mungkin penyelenggara sampai mau mengeluarkan dana tambahan hanya untuk urusan ngetwit, dan seringnya masih diiming-imingi hadiah pula untuk cuitan terbaik, jadi wajar blogger berjuang untuk hal itu.
Kalau soal kepintaran, rasa-rasanya di semua lini ada aja kan yang pintar dan yang sedikit pintar jadi gak pas juga kalau ada yang bilang blogger asal nanya, lah aku sering loh di labeli hadiah karena dianggap penanya yang bermutu, dan memang jarang media bertanya mungkin karena ada sesi wawancara biasanya jadi mungkin merasa gak perlu. Soal attitude rasa-rasanya gak harus jadi blogger ataupun wartawan untuk bisa memiliki attitude dan seringnya yang kasih cap si anu begini begitu itu temannya sendiri kan ya ..
Ah sudahlah dunia kita memang berbeda, tapi tujuan kita sama , yaitu menyampaikan berbagai kabar berita bagi siapa saja yang mau membacanya.
.
20 Komentar
Saling menghargai antar profesi. Karena tiap profesi ga bisa dibandingkan apel to apel.. bukan begitu bukan?
BalasHapussok wise banget aku. Hahaha
Padahal saya mah bloggerYg jarang update. Hehehe
iya setuju, tapi bumi gak akan indah tanpa kehadiran nyinyiriers hihih
HapusAku gk terlalu peduli eyd hihi.. tp sama-sama baik aja dgn orang gk peduli profesinya
BalasHapusiya, cuman skr blogger meresahkan wartawan apalagi yg suka dibahas attitude muluk hihihi
HapusBlogger itu lebih personal.
BalasHapusDan di sinilah letak kelebihan sekaligus kelemahannya
Jika bagus (blog) personality nya tentu akan makin bagus.
Jika sebaliknya ... Ya good bye
Salam saya kak
wahhh sudah dikunjungi, makasih om hehehe
Hapus"Dunia kita memang berbeda, tapi tujuan kita sama" Suka dengan pernyataan ini. Sing penting bisa saling menghargai ������
BalasHapusiyalah, apalah arti perdebatan dengan sudut pandnag berbeda ya kan
HapusBerprofesi apapun yang terpenting adanya toleransi dan saling menghargai. Kalau menurut saya sih blogger itu merupakan wartawan yg kerjanya bisa di rumah, sedangkan wartawan lebih terikat.
BalasHapusiya ga usah saling sikut ya hehe
HapusBlogger vs wartawan, ibarat seorang chef. Sama2 juru masak, tapi ada yang ahli kue, ada pula yang pintar menu masakan ikan. Intinya tulisan blogger dan wartawan beda rasa
BalasHapusbetul bun..
Hapusbagus mbak tulisannya :)
BalasHapussaya mah masih masuk blogger newbie yang berniat istiqomah di dunia per-blogger'an *aamiin
terima gaji hehhe
HapusTulisan yang menyenangkan mba uli, seringkali suatu profesi di pandang sebelah mata karna dianggap lebih rendah dr profesi lain. Tp selama pekerjaan itu halal dan dilakukan dgn segenap hati pasti hasilnya akan baik. Aku bagga jadi blogger,meskipun gk punya skill khusus atau diakui oleh khalayak ramai sperti wartawan.
BalasHapusPas baca judul, kukira memang salah ketik. Eh ternyata tidak. Mau kuprotes tadi hehe.
BalasHapusAku setuju nih, blogger ama wartawan kan memang beda ya. Persamaannya terletak pada informasi untuk pembaca ��
nambahin kak, blogger juga bukan pekerjaan yang murahan hehe
BalasHapusKeren deh kamuuu, sering dapat hadiah dari ngeblog 😁 iyah emang beda bgt...kalo wartawan bikin berita karena udah kewajibannya, kalau blogger bikin postingan kadang hasil kepuasan pengalamannya, kayak saya yg puasss bgt nyobain bandingin harga sebelum beli di priceza.co.id. Dan blogger nulis kadang karena emang konten berbayar
BalasHapusKadang ngga enak Ama wartawan kalo saya jepret jepret hal yg ga penting bagi mereka,mungkin mereka ngira saya lebay, hehehe.
BalasHapusiya betul, blogger memang bukan wartawan. Blogger itu lebih eksklusif, karena menampilkan personal penulis blognya hehehe
BalasHapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir