Suatu pagi, ketika aku memasak tiba-tiba Kanda si sulung ku yang berusia 4 tahun memanggil ku
"mamiii..mamiiii, aku udah bangun donk".
Iya sebentar mami masih masak ya. Setelah beres aku menghampirinya, napa nak ?
"Mami aku mau download ini"
Coba mami lihat, loh ini kan permainan perempuan bukan untuk anak cowok jawabku melihat game salon-salonan yang ditunjukkan Kanda.
"Iya ini untuk Nada teman ku"
Nyess... ini anak masih berumur 4 tahun di pagi buta memaksa mamak nya turun dari dapur demi permintaannya. Aku mengaduk sayur dengan cepat, mematikan kompor seketika, mencuci tangan dan menyeka keringat, segera menghampirinya supaya dia tak merasa aku abaikan. And then what ? Hanya untuk urusan teman yang dia sayangi, teman yang dalam tidur semalam mungkin tak diingatnya, teman yang baru di kenal beberapa saat dan hanya karena itu dia memaksa ku ? Come on gadget masih punya emak, kuota internet masih punya emak, eek masih di cebokin lalu anak kecil ini meminta sesuatu untuk orang lain ? Aku tersenyum oh begini kah rasanya menjadi Mertua ?
M E R T U A
Aku menikah di usia yang sudah matang kebangetan (32 tahun otw 33 tahun) dan hampir semua teman sudah menikah. Sharing tentang mertua selalu jadi bahan yang asyik untuk disimak. Ada yang mertuanya baik kebangetan si teman keberatan karena merasa tidak bisa jadi istri yang baik, baru gue mau masakin eh tiba-tiba mertua datang dengan masakan yang sama dan udah mateng, laki gue jadi bilang "ah akhirnya mama datang bawa makanan kesukaanku". Ada mertua yang tak berbuat apa-apa si menantu menggerutu "mertua ku tak perhatian, semuanya nunggu gue" ada yang tak masalah dengan mertuanya tapi selalu tampak malasketika harus berkunjung ke rumah mertua nya "gue kalo kesana jadinya capek, rame , ribet". Kesimpulan ku "lebih baik aku menikah dengan pria yang sudah tak punya orang tua", urusan mertua END !
Alhasil ketika aku bertemu dengan suami dan mengetahui kedua orang tua nya sudah lama tiada dan baru aku paham kenapa jodohku selama ini hehe, dan ternyata ketika aku sudah punya anak aku merasa kasihan melihat anak-anakku yang tak mengenal sosok kakek nenek dari pihak ayahnya. Huh! what a life right ?
Aku Sang Menantu
Aku pada akhirnya tak memiliki mertua, namun aku masih memiliki saudara ipar, apalagi suamiku ini 10 bersaudara jadi ada teteh yang membesarkan nya sudah ku anggap sebagai orang tua. Boleh ditanya kepada beliau bagaimana aku jadi adik iparnya. Aku memasak kan adiknya makanan, aku mengurus adiknya dengan layak, dan ketika adik nya mempunyai kesalahan maka aku menghampirinya, aku minta beliau menasehatinya supaya tak ada alasan adiknya untuk pulang ke rumah teteh nya dengan alasan 'bersembunyi'. Suami ku kerap beralasan capek ketika weekend tiba , dan aku paham betul memang dia letih karena akupun merasakannya. Namun aku yakinkan suamiku untuk tetap datang ke rumah teteh nya "pi kita bisa beristirahat disana, kalau papi gak mau nanti mami loh yang diduga orang-orang enggak mau mampir kesana". Akhirnya dengan berat hati suami mau juga melangkahkan kaki nya, sesampainya disana suasana juga sudah berbeda, malah kita bisa tertawa bareng, ada tukang bakso lewat kita makan bareng dan tak jarang justru aku dilayani disana, kedua anakku diasuk saudara ipar dan aku bahkan bias tidur siang dengan sangat baik ketika berkunjung ke rumah ipar. Aku tak bisa memberi setiap saat namun,dikala ada fee dari ngeblog maka bisa aku bagi-bagi ke saudara ipar, dan isi goodie bag kebanyakan juga aku bagi-bagi kan kepada saudara ipar, paling tidak sejauh ini itu yang aku mampu. Ketika mendapat THR maka selain menyiapkan angpau untuk keponakan (tanpa suami minta) aku pun membelikan sehelai pakaian untuk teteh yang membesarkan suamiku. Anak laki-laki ini dulunya tentu sumber kebahagian keluarga nya, ketika dia menjadi suami dan ayah anak kita alangkah baiknya kebahagiaan itu tetap ada, jangan sampai keluarganya merindukan hadirnya,jangan sampai kita adalah alasan suami untuk tak mengunjungi keluarga nya, bukan materi yang diharapkan mereka tapi keinginan melihat adiknya baik-baik saja juga merupakan kebahagian yang di rindu mereka.
Aku Sang Mertua
Anakku keduanya adalah laki-laki, tentu kelak aku adalah mertua dari seorang menantu. Aku merenung dari kejadian pagi hari itu, betapa ada rasa ehmm bukan kecewa sih, apa ya ? rasanya aneh ketika anakku memanggil ku dan itu hanya untuk orang lain ? Begini kah rasanya nanti ? Anak lelaki ku akan meninggalkan untuk seseorang yang dicintainya, akan jarang menyapa karena kesibukan nya ? akan menemui ku untuk urusan istrinya ?
Tentu aku akan bahagia melakukannya, wong ketika letih mampir dan melihat senyuman anak menyambut ku di pintu rumah rasa lelah itu sirna seketika, so kebahagiaan terbesar orang tua itu adalah kebahagiaan anak nya. Cuman mau bilang begini kepada calon menantu ku
andai kelak anak ku tak menelpon ku tolong ingatkan dia menyapa kami
andai kelak dia menyusahkan mu tolong diskusi bersama kami
andai kelak dia menjadikan lelah sebagai alasan tak menghampiri kami tolong undang kami hadir
andai kelak dia melakukan kesalahan maka ijin kan kami menasehati nya
andai kelak dia ingin memberi ku rupiah tolong jangan muram, anggaplah itu usaha suamimu untuk menunjukkan bakti nya, karena jauh sebelum itu kami sudah mengeluarkan rupiah tanpa berhitung untuk anak kami, suamimu
andai kelak dia merindukan masakanku ijin kan aku menyajikannya bersamamu
andai kelak dia terlalu sibuk dengan anak-anaknya,ingatkan dia masih memiliki kami yang mungkin disaat itu sifat kami sama seperti anak nya.
andai kelak kau merasa aku tak sayang padamu, tolong ingatlah bahwa aku sudah memberikan yang terbaik dalam hidupku untukmu.
Perasaan mertua ini pasti lebih dirasakan ibu yang memiliki anak lelaki,bahkan ketika aku melahirkan justru cinta ku semakin besar kepada Ibuku, tak sedikitpun aku merasakan perjuangan mertua ku melahirkan anak nya. Padahal seharusnya cinta itu sama, untuk Ibuku dan Ibu mertua namun nyatanya susah menghadirkan nya disaat bersamaan. Bila tak bisa membahagiakan paling tidak jangan menyakiti, ituh!
52 Komentar
Mbak Uli.. aku mak nyes baca point terakhirnya. Mertua jaman sekarang sepertinya lebih banyak yang sayang dengan menantunya tetapi terkadang mereka lupa bagaimana caranya memperlakukan istri anaknya seperti memperlakukan anak perempuannya sendiri. Catatan untukku juga mbak yang mempunyai anak lelaki.
BalasHapusiya memang susah susah mudah hehe semoga kita bisa memberikan kedamaian dimanapun kita berada ya
Hapusduh mewek baca yg pesan penutup, jadi inget kemarin libur 4 hari ga jadi ke rumah mertua karena 1 dan lain hal. next weekend kudu jadi nih. mau bawa hadiah juga ah=) makasih ya sudah diingatkan
BalasHapusalhamdulillah,inshaallah niatnya dimudahkan mba'
HapusKebetulan saya dan pacar LDR mba, seminggu sekali aku ke rumah Calon Mertua, dan begitu bahagianya aku beliau sayang banget sama aku.
BalasHapusalhamdulillah, semoga lancar ya sampe hari H
HapusSaya aja yang masih baby anaknya tapi kadang suka mellow kalau ngebayangin one day dia akan jadi suami orang,ada wanita lain yang akan ngurusinnya. Hahha padahal masih jauh ya mba, tapi namanya jiga emak :D
BalasHapusNah persis hehe, smg kita bs menyayangi menantu spt anak2 kita aamiin
HapusAku blm berani mbk mikir sampek sini, takut baperrrrrr,
BalasHapusIdem, tadinya gt gak kepikiran sampe kejadian pagi itu, baru dueeng...hahaha
HapusKalimat penutupnya bikin baper, nih Mbak Uli. Bila tidak bisa membahagiakan, jangan menyakitinya. Hiks.
BalasHapusSemoga kelak aku bisa jadi mertua kesayangan. Aamiin.
Etapi itu masih jauuuhhh ... secara anak masih TeKa hehe
Hihi sama aja tuh kanda msh 4 thn hihi, tak apa kita niatkan suapaya trs berproses ya
Hapusaku anggap mertuaku kayak ibuku sendiri mbak
BalasHapusAlhamdulillah, bahagiakan mrk inshaallah balik ke kita
Hapusnyes banget mba aku bacanya
BalasHapusmenantu yang baik begini mah kesyaangan mertua ya hehe
Hapushubungan saya dan mertua butuh satu dasawarsa untuk dibilang baik, Mbak..Segala keluh, peluh, sudah runtuh...kwkwkw. Tapi, Alhamdulillah kini semua sudah berjalan semestinya (lebih dari yang saya kira malah..) Sampai membuat saya berjanji pada diri sendiri, nanti kalo jadi mertua bagi istri dari 2 anak lelaki saya, akan menganggap mereka seperti anak saya sendiri
BalasHapusehemmm realita mmg bayank yg spt ini ya mbak
HapusKata2nya nyesss banget, alhamdulilah hubunganku dengan mertua baik2 aja. Tapi jadi makin ngerti, dan makin merasakan gmn perasaan jd calon mertua, dan mertua ndiri, secara aku jg punya anak laki2 hehe..
BalasHapusmenyiapkan diri dari sekrang kita mbak hehe
HapusKalau aku nanti jadi mertua, juga ingin dekat dengan menantu dan cucu tapi juga tidak ingin terlalu turut campur (puspa)
BalasHapusiya harus bisa membawa diri, senyamannya saja
HapusMbak Uli luar biasa dengan kakak dan adik ipar. Pengganti orang tua suami. So, 20 tahun ke depan pasti juga jadi mertua yang baik ��
BalasHapusaamiin makasih mbk riap
HapusMungkin ibuku juga ada ngerasa kayak gitu yaa waktu aku punya pacar dan jalan sama dia gitu. Hahaha.
BalasHapusheheh bisa jadi hehe
Hapuspengen punya ibu mertua yang baeeek kebangetan akhhhh :)
BalasHapusnah jadi menantu yg baik dulu yak wkwkkw
HapusTulisan yang inspiratif. Semoga kelak kita bisa menjadi mertua baik yang disayang menantu ya mama Kanda
BalasHapusmakasih kaka
HapusDuhhh jadi pengen punya mertua #ehh hahaha.Saya selalu berharap ssmoga nanti saya punya mertua yang sangat baik.
BalasHapusaameeeel hahhaa
HapusPas baca "usia matang kebangetan" saya cuma bisa senyum-senyum sendiri, xixixixi
BalasHapushahah udah begitu juga skr?wkwkkw
HapusHeheeh...menantu, mertua, mesti.bisa kerjasama. Kalau ga... Badai bencana. Semoga tetap menjadi menantu yang bahagia.
BalasHapusaamiin
Hapusaduh jadi brasa gimana gitu.. aku jarang banget berkomunikasi sama mertua
BalasHapusnah..ayoooo dimanfaatkan waktunya mbk
HapusCalon mertua kemudian jadi calon nenek...
BalasHapuskalo nenek mah skr jg udah jd nenek heheh kami sdh ada 5 cucu nih
HapusAku meweeeekkkkk. Bukan karena aku adalah menantu yang mungkin gak sekeren menantu di tulisan mba uli, tapi mewek ngebayangin anak bujangku nanti akan ninggalin aku demi seorang wanita. Huaaaaaa. Gimana klo nanti aku dapet menanti kaya aku. Huhuhu makin mewek
BalasHapusnah itu hahahah perasaaan itu yg membuat kita juga nanti ke menantu jd beda2 haha
HapusAku pun punya anak cowok dua, belum kepikiran sejauh ini sih, bacanya jadi gimana gituh hihi, oiya pasti seneng banget nih yang nanti berjodoh dengan Kanda dan Kayama, mertuanya terbuka dan blak-blakan..bisa nyaman komunikasi..
BalasHapusi hope so hehe
HapusBaca penutupnya ngena dihati mba. Semoga kelak kita bisa menjadi mertua yg baik ya mba. Aku juga punya anak cowo. Dan anak-anakku tidak bisa mengenal sosok kakeknya juga, karena ayahku dan mertua laki2 udah tiada.
BalasHapusiya ya ada rasa kurang gitu ya lis ketika anak2 kita g tahu ada kakek nenek nya
HapusWuii Mba Uli mikirnya uda jauh aja hehe. Setuju bgt sama kalimat terakhir, biar hidup lbh tentram dan damai ya <3
BalasHapusiya maklum soalnya anak laki2 kan cepat gede ga kerasa udah minta dikawinkan aja nanti hehe
HapusUrusan dengan ibu mertua ini selalu jadi momok yang menarik untuk diperbincangkan sih. Aku memang belum menikah, tapi alhamdulillah sampai detik ini calon ibu mertuaku selalu baik banget dan memahami aku gitu. Bersyukur banget :')
BalasHapusTapi aku juga jadi kepikiran kayak Mba Uli kalau nanti jadi mertua gimana ya sama menantu :')
ho oh put, susah2 gampang hehe
HapusHhmmm..anakku jg lelaki & aku percaya hukum tanam tuai..sptnya itu skr yg terjadi pdku & apakah aku nti jg akan berlaku & diperlakukan hal yg sama oleh menantuku �� Hanya Allah yg Maha Tau
BalasHapusseamangat
HapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir