Dalam menulis kali ini malas banget buka-buka referensi. Jadi
apa yang tertulis adalah pengalaman pribadi dan bisa berbeda pada setiap orang.
Dalam mengasuh kedua anak ku maka poin nya adalah :
https://pixabay.com/id/bayi-2956997/ |
1. Enggak berniat menjadi sosok yang berbeda dengan Mamak.
Meski dulu aku berpikir untuk tak menjelma seperti sosok mamak tapi makin
kesini aku mendapati hal-hal yang aku lakukan persis dengan cara mamak. Sejak
itu aku tak melakukan perlawanan lagi didalam diriku, let it be ! Begitulah prinsipnya, semakin lu benci maka akan semakin mirip.
2. Bahwa setiap manusia sudah dituliskan kisahnya jauh
sebelum kehadirannya bahkan sebelum kedua orang tua nya bertemu. So aku enggak
punya alasan apapun untuk menyesal, selama aku sudah melakukan usaha yang
maksimal, ingat ya berusaha maksimal
3. Jangan anggap remeh memori anak. Nah poin ke tiga inilah
yang ingin aku bahas. Karena aku berkaca kepada diriku sendiri.
Sejak menikah aku sudah bilang ke suami “bahwa apapun yang
terjadi tolong jangan pancing emosi ku di depan anak, dan tolong jangan memarahi
aku di depan anak-anak” dan kemudian aturan berikutnya adalah jangan
berhubungan suami istri di dalam kamar yang ada anak-anak tidur di dalamnya. Aturan ini berlaku sejak anak lahir, yah meski mereka baru hitungan hari
di dunia ini.
Suatu saat (saat aku SMP) tiba-tiba di kepalaku muncul memori,
aku mendengar wanita menangis di sumur dan beberapa adegan muncul namun entah mengapa berlalu begitu saja. Tanpa
sengaja aku ceritakan kepada mamak, bahwa aku seperti ada di dekat sumur
menggunakan baju putih dan aku mendengar perempuan menangis. Jawaban Mamak “itu
adalah mamak” dan yang membuat mamak kaget kenapa aku bisa mengingatnya setelah
berusia belasan tahun ? Entahlah, yang pasti tentu karena aku mendengar dan
melihatnya bukan ? Hanya saja saat itu aku tak paham dan entah kenapa memori
itu muncul.
Mundur lagi, ketika
aku masih belum sekolah. Dan aku ingat betul aku masih ngompol namun aku sudah
bisa bangun dan mengganti pakaian basah ku dengan sendiri. Jelas aku dan adik-adikku
masih tidur bareng dengan orang tua kami. Lalu seperti biasa aku terbangun
ketika mendapati diriku basah oleh ompol, posisi kasur kami di bawah dan
ketika aku hendak berdiri aku melihat kedua orangtua saling berpelukan (saat itu
aku enggak tahu itu pelukan atau apalah) yang aku tahu adalah aku tak boleh
mengejutkan mereka, dan dengan perlahan aku memaksakan diriku untuk tidur
kembali dengan pakaian basah. Aku takut mereka kaget, atau aku takut mereka
mengetahui kalau aku ngompol?. intinya nya adalah aku harus diam. Lalu saat aku
kelas 2 SMP baru aku paham bahwa saat itu orang tua ku sedang berhubungan dan
mulailah aku penasaran apaan sih hubungan suami istri itu ? Lucky me di zaman
itu internet belum dalam genggaman, mencari sumber dari buku yang susah pula di
dapat, akhirnya penasaran dan aku bertanya ke mamak. Lagi dong ya mamak kaget “kenapa
memori itu muncul sekarang dan semua detail aku bisa ingat dengan baik”
sehingga mamak tak bisa mengelak dan mamak adalah guru terbaik ku dalam hal ini, thank you mak.
Selanjutnya banyak memori yang keluar menjelang aku SMA, dan
semua kejadian itu adalah di masa aku dibawah lima tahun dan hal inilah yang
membuat aku mewanti-wanti suami, bahwa memori itu tersimpan rapi sampai suatu
saat si anak menemukan kemiripan adegan dan barulah dia paham akan apa yang
terjadi di masa lalu itu.
Lalu dugaan ini menjadi semakin kuat ketika Kanda saat ini
hampir lima tahun usianya, namun beberapa memori saat dia bayi sudah bisa dia
pahami, “dulu mami pernah ya malah sama aku lalu pas aku tidul mami minta maaf?”.
Yup i did it!
Kemudian kemarin di putar ulang Film Big Hero 6, which is ini
film dia tonton lewat DVD di daycare ketika dia umur setahunan lebih dikit lah
, lalu kemarin dia ceritakan setiap adegan yang akan muncul, misal setelah Hero dan
abang nya keluar gedung si Kanda bilang gini “mami..mami bental lagi gedung nya
tebakal loh”. Kok tahu pancing ku , “iya lah aku kan udah nonton waktu kecil”.
See ? He just like me !
Bisa jadi tak semua anak punya memori kuat seperti aku dan
Kanda, tapi paling tidak menjaga sikap didepan anak-anak adalah ke harusan. Isi
kepala mereka memang tak sampai kemana tapi memori itu tersimpan rapi sampai
ada kemiripan peristiwa lalu memori itu bangkit untuk di pertanyakan. Beruntung
kalau si anak mempertanyakan nya kepada kita, kalau kepada orang lain ? Oh
NO..No..
So hati-hati dengan memori anak kita ya moms and dads ! jangan anggap remeh !
8 Komentar
iya, anak-anak ingatannya memang kuat :)
BalasHapusiya mbak, jangan sepele aja pokoknya hehe
Hapusbetul kadang kiat suka mikir ah, masih anak2, nah padaahl ada yang diingat anak di memorinya
BalasHapusiya kesimpan sampai dia bisa memahaminya
HapusAku kadang udah berusaha jelasin begini ke suami. Tetep aja ga namanya ortu gada yang sempurna. Kadang lupa kalau lagi salah ngmg dan sikap ke anak. Alhamdulillah dpt reminder lgi, biar makin inget memori anak itu jangan diremehkan
BalasHapusiya belajar sama2, memang enggak mudah harus komit inshaallah bisa
Hapusharus hati-hati bertindak di depan anak ya, mba. kadang kalo kesulut emosi suka lupa ada anak yang lihat/dengar. makasih sharingnya, mba :D
BalasHapusiya untuk hal apapun itu, baik dan buruk
HapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir