Perselingkuhan bukan hal baru, bahkan saat aku remaja sudah sering mendengar kisah rumah tangga orang yang hancur karena perselingkuhan. Sejak itu aku memandang bahwa setiap hubungan yang di khianati memang layak di akhiri tanpa harus ada kesempatan kedua. Sepanjang aku mengamati masalah perselingkuhan maka kesimpulan ku ini adalah sebuah penyakit bukan sebuah aib yang harus ditutupi, beberapa kali kasus bahkan seseorang itu bisa berselingkuh berkali-kali dan sudah mendapat banyak kesempatan namun penyakit selingkuh tetap tak hilang dari nya.
Ketika aku mempunyai pacar yang harus LDR saat itu, prinsip ku hanya satu bila dia selingkuh maka hubungan harus berakhir, enggak ada kesempatan kedua dalam prinsip ku. Bisa ditebak kejadian dong dan seperti prinsip ku langsung minta diakhiri saja hubungannya. Waktu juga membuktikan bahwa mantan ku itu selingkuh lagi dan lagi, see ? Karenanya sebelum menikah aku kembali menegaskan prinsip ku, sekali suami ku ketahuan selingkuh maka game over lah rumah tangga kami.
Well, dulu kalau perselingkuhan terjadi pasti ada pihak tertuduh, siapa WIL atau PIL nya ? Yup ! era 80-an penyebutan pihak ketiga masih sangat halus Wanita Idaman Lain atau Pria Idaman Lain. Dengan menggunakan istilah ini maka kesalahan tertuju pada orang yang melakukan selingkuh. Let's say aku selingkuh so aku lah yang memiliki Pria Idaman Lain (PIL), sebaliknya kalau seorang pria berselingkuh maka si pria ini memiliki Wanita Idaman Lain (WIL). Artinya para selingkuhan kita di posisi aman, karena dengan istilah ini kita yang melakukan selingkuh lah dianggap memiliki cinta yang lain. Atas dasar ini pula prinsip ku mengalir, kalau ada perselingkuhan maka pelakunya yang disalahkan karena dia memiliki idaman lain bukan menyalahkan wanita/pria idaman nya.
Istilah WIL dan PIL kini sudah tak terdengar lagi, saat ini ada istilah yang cukup populer yaitu "Pelakor" alias Perebut laki orang, dan satu lagi "Pebinor" alias Perebut bini orang. See ? bisa kan merasakan perbedaan nya ? Dulu yang selingkuh dianggap memiliki cinta yang lain, zaman now ? yang selingkuh itu aman, karena yang salah adalah selingkuhan nya karena dicap sebagai perebut. Orang sibuk menghujat si perebut tadi, bahkan akhir-akhir ini menjadi viral dan membuat geram banyak orang. Sampai disini aku masih tetap dengan pendirianku bahwa yang patut kita berantas bukanlah si perebut melainkan seseorang yang dengan pasrah menyerahkan diri nya kepada orang lain.
Terus si pelakor or si pebinor ini mau didiamkan saja ? Enggak juga, tapi akhir-akhir ini kasus viral seolah hanya menyerang si perebut sementara si pelaku selingkuhan 'aman'. Penggunaan istilah yang berbeda untuk hal yang sama ternyata berdampak luar biasa. Rasa-rasa nya sejak kasus Mayang Sari berhasil merebut hati Bambang kemudian disusul Mulan Jameela yang sukses menjadi Wanita Idaman Lain Ahmad Dani, menurutku sejak saat itulah istilah WIL berubah menjadi Pelakor/Pebinor.
Buatku pribadi enggak punya tips apapun untuk menjaga suami ku, Jodoh itu diberi Allah dan sama seperti anak hanya sebuah amanah, meski dalam agama poligami dibenarkan namun aku tak bisa mengamini nya, dan kalau sampai ada perempuan lain yang mau dengan tipu daya suami ku maka bersiaplah menghadapi kisah viral berikut nya hahaha
so ladies kamu lebih suka menggunakan istilah yang mana ? yang pasti kalian jangan mau jadi penyebab kesusahan orang lain ya ..
5 Komentar
Pernah mengalami.. Pernikahan pertamaku gagal karena si ex ga kuat akunya kuliah jauh di negata orang, merasa kesepian dan akhirnya ada wil. Prinsipku sama mba.. Aku akan maafin semua kesalahan pasangan, tapi ga akan ada kata kedua utk urusan selingkuh. Dimaafin sih iya, tp aku g akan prnh mau rujuk. Sekali kepercayaanku rusak, seumur hidup aku ga bakal percaya lg. Kalo udh ga ada kepercayaan, utk apa hubungannya diterusin :)
BalasHapusyup, agreed sama prinsip kita hehehe
HapusSetuju sama Mba Uli, ketika perselingkuhan terjadi dan jadi berita viral, banyak orang serta merta mencibir bahkan membully si pelakor. Padahal perselingkuhan bisa terjadi ketika dilakukan oleh 2 orang. Jadi kesalahan ada pada pasangan kita dan sang pelakor. Sayangnya yang banyak disorot cuma si pelakornya yaa, si om malah adem ayem aja. Halahhh si Om 😂😂
BalasHapusSayapun mengnut prinsip, ketika pernikahan dinodai oleh perselingkuhan mending game over aja deh.
Nice sharing Mba Uli 👍
www.filyawie.com
Hadeh, skarang dengar kata pelakor kayak udah jamak ya? Naudzubillah. Intinya tetap sama ya yakni perebut suami atau istri orang. Smoga aja kita dijauhkan dari perilaku demikian ya mba
BalasHapusberita yang kubaca sekarang banyak pelakor dan pebinor yaaa. Agak negatif kalau menurutku.
BalasHapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir