Tulisan receh nan mengusik hati ku.
Sebenarnya semahal apa sih guys blogger di bayar ? Fine, aku bicara diriku saja. Paling mahal tulisan di blog ini hanya sejuta lebih saja, selebihnya ya teman-teman blogger paham lah toh kadang kita satu event satu harga, atau pun kalau berbeda harga paling ga sampe yang kek jungkat jungkit satu dibawah satu ke atas banget.
Jadi beberapa saat ini aku suka baca "iyalah review nya lebay, namanya aja dibayar". Rasanya kok sedih ya mendengar ini. Apa karena tahu nilai bayarannya lalu di cap lebay ? Atau apa sih yang membuat sampai berkata demikian. Kanda anakku setiap melihat iklan televisi selalu bahagia, dia suka dengan ide kreatif si pembuat iklan , si pemeran iklanpun tak kalah membuat anak ku tertarik. Si pembuat ide tentu dibayar si pengiklan, pun begitu si artis yang menjadi bintnag iklan tentu juga dibayar. Alhamdulillah rasanya belum ada media atau keluhan konsumen yang bilang "iklan itu lebay", karena apa ? Karena kita smart konsumen. Kita bisa paham betul itu adalah iklan sebuah produk, kalau kata orang ya semua kecap ngaku nomor satu.
pixabay.com user rawpixel |
Lantas dimana salah nya ? Menurutku itu adalah dunia marketing, bahasa yang dipilih, ekspresi yang ditampilkan itulah yang dijual. Masalah produknya benar memberikan khasiat seperti iklannya ya balik lagi ke konsumen ada yang Yay bahkan ada yang belum mencoba juga sudah fix bilang Nay. Enggak tahu deh apakah sesama selebriti itu saling sindir "yaela dibayar berapa sih lu? sampai mau ngiklan produk itu?" Rasanya enggak ya, karena mereka paham bahwa mereka sedang bekerja.
Blogger pun aku rasa begitu. Aku selalu berusaha menerima pilihan teman-teman, selama ada link yang harus aku like or komentarin entah aku suka apa tidak maka inshaallah akan aku respon. Kecuali kami sedang dalam kampanye yang sama tapi beda bendera maka mau enggak mau aku bantu like saja tanpa komentar atau aku gunakan akun lain ku. Karena aku pikir toh konsumen sudah selalu diingatkan supaya cerdas, lagian kalau memang penasaran blas banyak kok yang japri aku sekedar nanya "beneran sebagus review mu?". Bahkan ada kok beberapa brand yang memang minta yang diangkat adalah nilai positifnya namun mereka juga minta diemail hal-hal yang perlu dijadikan perbaikan jadi yang tampak di permukaan ya enggak selamanya seperti yang dipikirkan, itulah mengapa kita diajarkan untuk selalu berbaik sangka karena banyak hal yang tidak kita ketahui.
Rasanya wajarlah kalau aku mengerjakan pekerjaan sesuai brief, lah masak iya aku dibayar tapi keluar dari jalur. Biasanya sih aku akan mundur duluan sebelum melanjutkan campaign bila aku merasa enggak cocok. Dan kalau soal makanan memang apa saja di lidah ku kerasa enak, dan namanya juga review makanan masak iya aku harus nyuruh orang lain nyicip ? Tentu review ala-ala aku lah, lah kalau memang dianggap lebay mungkin karena sehari-hari mamak satu ini agak drama hidupnya hahaha.
Kalaupun beli sendiri trus apa lantas bisa kasih review suka-suka ? Ah sama ajakan dengan kejadian naik ojol, sekesal apapun tetap nya awak kasih bintang lima, kenapa ? Karena orang Indonesia itu ramah dan baik hati. Jadi entah kenapa aku enggak suka kalau ada yang bilang "gue bukan blogger bayaran" dan yang keabsahan nya pun susah dibenarkan #inmyopinion.
Kemampuan orang kan beda-beda ada yang bisa cerita sehalus mungkin, ada yang memang blak-blakan. Jadi kalau memang rasanya tak sama di lidah kita jangan salahkan blogger yang dibayar. Begitu pun tetap butuh effort untuk menuliskan review nya, entah dia harus datang ke event, harus beli dulu dengan uangnya, karena banyak kan sekarang ini review untuk kepentingan lomba, masak iya sih mau menang lomba isinya negativ ? yakin menang ?
Ah, sudahlah ini cuman sedikit ketaknyamanan ketika membaca "blogger bayaran". Blogger itu nyatanya sebuah pekerjaan, kalau ada yang bilang gitu entah kenapa jadi sedih hati awak, meski bukan awak yang dimaksud tapi aku tahu betul perjuangan untuk bisa menuliskan review meski hanya dibayar seratus ribu. Lagian kalo penasaran langsung coba sendiri, kalaupun tak sesuai yah namanya pun rasa mana bisa satu rasa disemua lidah, namanya pun selera ya kan jadi memang sangat sangat tergantung lidah. Makanya kadang susah menyatukan blogger karena selalu ada gap yang dihadirkan blogger itu sendiri.
8 Komentar
Tetap semangat,, ga ada yang salah kok dengan blogger bayaran,, selama tahu yg kita promosiin itu memang brg komersil,, karna prinsip menjajakan brg komersil scr marketing memang harus ditinjau yg bagusnya,, sifatnya promosi sepositif-positifnya,,
BalasHapusMemang beda kepala beda persepsi,, ambil hikmahnya aja,, berarti pembacanya banyak,, wkwkw,, bacanya ampe detail lagi,,
hahahha incase not me sih, tp agak ga suka kalo ada yg share artikel yg menurutnya bagus karn embel2 dia ngereview ga dibayar lah kenapa patokannya bayar pa ga?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya masih belum pernah merasakan dapat bayaran dari blog, pernah sekali sih tapi itu karena ada yang titip artikel dengan nominal yang sangat kecil. Malahan saya pengen dipanggil Blogger Bayaran, emang kenapa... yang penting dapat bayaran.
BalasHapusTapi sejatinya hampir setiap blogger ingin ada "bayaran" sih. Buktinya kita semua berlomba-lomba space pasang iklan di blog kita, adsense misalnya.
*pasang space iklan.
HapusNah iya
Hapusnulis review butuh effort, bener banget mb, mikir idenya aja sampe sakit pala hehe
BalasHapusIya berapaoun itu bayarannya,
HapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir