Kali ini mau bahas tentang follower, dan tak ada studi kasus ya guys karenanya tulisan ini murni hanya dari pikiran ku selama ini dan setelah ada diskusi dengan seseorang yang aku anggap sebagai jembatan yang bisa kasih job buat blogger, sebut saja dia adalah agency.
Aku pernah menulis tentang sebuah keberatan, kalau butuh blogger kenapa harus punya follower banyak sih ? Ya sudah pilih saja selebgram kan banyak sis. Tapi namanya dia yang kasih kerja ya suka-suka dia kan bikin kriteria, dilala nya ada kok ges blogger yang merangkap selebgram. Trus aku merasa terancam ?
Jujur sih aku selow, karena ngeblog memang baru sebatas hobi yang menghasilkan, karena itu juga menurutku aku tak mampu mengoptimalisasi semua akun sosial media. Aku belum mampu bikin artikel organik a whole month, aku tak mampu memikirkan make a content day by day. Aku berusaha enjoy, jangan sampai aku terbebani dengan hobi dan melalaikan kewajiban dalam hal ini ngurusin kerjaan di kantor dan memasak makanan di rumah.
Tapi kriteria yang lewat di depan mata kerap mengusik ku, berapa banyak form pendaftaran yang terpaksa dilewatkan hanya karena jumlah follower berkurang. Kadang kriterianya tuh sempurna banget sis, udah kek ngimpi pas cari jodoh kalau bisa yang ganteng nan rupawan, kaya tak berbatas, sholeh ujung ke ujung dan sayang anak. Mungkin sis ?
Rezeki kan gak salah arah li ? Bener banget ges, tapi kata ustad YM kalo lu belum ketemu jodoh, usaha udah cukup maka coba cek kepantasan nya? Maka memantaskan diri adalah sebuah koentji. Butuh effort lah, mau suami sholeh ya lu sholeha saja dulu, butuh suami kaya ya lu sedekah yang banyak. Aku memandang kriteria job saat ini ya begitu, ketika aku tak bisa mengisi form maka memang akunya yang enggak pantas, bukan karena belum rezeki.
Alhasil hatiku bisa berdamai, gak bilang bukan rezeki gue tapi emang guenya enggak pantas. Lalu apa yang bisa lu lakuin ? Beli follower ? Janganlah! Itu bakalan dihisab tauk! Jujur buat aku enggak tertarik beli follower bukan karena hisabnya melainkan ada banyak testimoni yang bilang follower beli tuh bakalan habis dalam waktu tertentu, lalu nambah follower jugga enggak menjamin rate card naik. Jadi kalau mau nambah follower ya usaha saja.
Banyak kok teman-teman yang share kiat nambah follower, rajin share instastory, rajin komen di feed teman, dan jujur ku belum sanggup, tepatnya karena merasa its OK. Lalu beberapa waktu lalu mendadak aku bertemu Ahok dan boom! 1600 follower bertambah tanpa hatus berjibaku dengan kreatifitas. Sudah cukup? Belum sis karena sekarang banyak yang cari 10K follower. Dan anehnya pagi tadi aku melihat follower ku jadi 4K, wow! Padahal gak ada feed yang bikin heboh lagi.
Aku masih penasaran, dan akhirnya terjawab. Video Ahok mempromosikan akun @ulihape bukan hanya di IG tetapi ngefek sampai twitter. Lalu pas buka WA ada sebuah pesan masuk 'saya lihat video sampeyan, kurang follower ya? Wes tak tambahi 1000!. Sampe kaget karena aku pikir dia nge hack akun ku. Ternyata kata adikku enggak butuh password cukup akun saja bisa kok .
Well, sebelum follower ku bertambah, aku pernah bertanya pada seorang ustads apa sih hukum beli follower? Tentu sudah aku jelasinlah bla..bla nya. Dari case yang aku ceritakan bahwa ada seseorang yang mau kasih kerjaan dengan memberikan syarat follower harus sekian, lalu ada penjual jasa follower. Menurutnya tak apa bila membeli follower karena memang ada yang jualan, hanya saja yang perlu dipastikan apakah penjualnya jujur atau bagaimana ?
Terakhir pak ustads berpesan, semua hal akan kita pertanggung jawabkan. Mirip sidang di pengadilan bahwa kita akan ditanya secara detail, selama bisa menjawab dan meyakinkan sang hakim ya sudah.
Justru kerjaan sebagai influencer berbahaya bila kita berbohong atas sebuah produk, enggak bagus dibilang bagus.
Jadi aku menyimpulkan, memang cara pandang orang enggak bisa kita samakan, seperti aku menganggap orang yang menonton CD film bajakan adalah sebuah dosa, makanya aku setiap nonton ya pasti ke bioskop meski hatus mengeluarkan uang rata-rata hampir 500 ribu setiap nonton tapi menurutku itu pantas karena menghargai karya orang lain.
So rezeki memang enggak akan salah alamat, seberapa pantas kita mendapatkannya balik lagi kepada usaha kita. Jadi mau beli follower atau tidak balik ke pribadi masing-masing saja.
Nah, siapakah yang menghadiahkan 1000 follower di akun ku ? Siapapun kamu, terimkasih ya dan saat ini follower nya merambat menurun hehe.