Cerita ini sebenarnya ada di kepalaku sejak tahun ajaran baru kemarin, namun biasalah multitasking selalu membuat semua tak bisa diselesaikan seperti angan-angan hehe.
Gimana mom's? Anak-anak sudah beradaptasi di sekolahnya ? Alhamdulillah kedua anakku perlahan mulai mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Saat anak akan sekolah tentu kita sudah melakukan banyak pertimbangan sebelum akhirnya kita memilih tempat sekolah anak. Dan setiap keluarga berhak atas segala keputusannya dan bagian terpenting adalah bagaimana kita bisa menyikapi keputusan yang sudah dibuat tanpa ada penyesalan.
ulihape.com |
Well, aku mau cerita tentang keputusanku dalam memilih sekolah kedua anakku. Era biaya pendidikan yang mahal (swasta) dan masih adanya 'bisnis' di Sekolah Negeri membuat aku memang lebih memilih sekolah swasta untuk kedua anakku. Selain tentang kualitas pertimbangan lainnya adalah kondisi anakku, Kanda anak pertamaku berusia 6 tahun 3 bulan saat tahun ajaran baru dimulai, dan hal ini membuat aku worry dia gak bisa diterima di negeri karena usia, so aku enggak mau buang energi dengan menunggu yang tak pasti. Alasan lainnya Kanda memang sangat aktif, bahkan sejak TK tak pernah sekalipun dia tak berganti baju selama di sekolah, dia hanya mau melakukan apa yang diinginkannya dan alhamdulillah sampai hari ini Kanda dipertemukan dengan guru-guru yang super baik dan mau memahami kondisi Kanda.
Di dekat rumah sekitar 500 meter ada sekolah yang cukup terkenal, semula ingin banget mendaftarkan anak-anak ke sana. Namun saat mengambil formulir ada informasi kalau kami sudah dalam 'waiting list', what ? Pendaftaran belum buka tapi sudah waiting list ? Alasan pihak sekolah adalah ada banyak siswa tahun sebelumnya yang tak diterima, ada 3 kelas TK dari yayasan yang sama dan sisanya ? Terjawab ketika ada tetangga bilang begini "makanya minta note dong mom ke ustads xxx atau kalau punya kenalan orang partai xxx , uhmm..ummm gitu ya ? Langsung ilfil ges, apaan sekolah yang katanya berkualitas masih menganut paham ORBA ? Masak sih zaman begini masih butuh rekomendasi? Kalau sudah begini memang malang benar ya nasib pendidikan di negara +62 ?
Alhasil aku langsung mencoret sekolah tersebut dari pilihan kami, dan Allah membawaku ke sebuah sekolah swasta, basic agama juga namun memenuhi inginku karena hari Sabtu anak-anak masih masuk, hal ini adalah yang aku inginkan dan itu mengapa sekolah negeri sempat menjadi pilihanku. Masalah biaya aku yakin semua orang punya standard masing-masing dan buat kami sekolah ini tak semahal sekolah pilihan awal dan inshaallah masih terjangkau untuk kami dengan menekan beberapa pengeluaran tentunya hehe.
Hari pertama sekolah pun tiba, mau enggak mau kami memang harus melewati sekolah pilihan awal dan masyaallah itu deretan mobil parkir sudah sampai depan portal gang rumah kami, hari itu macet parah dan aku butuh waktu 20 menit untuk bisa menuju jalan raya yang hanya berjarak 300 meter saja dari ujung gang rumah kami hehe. Deretan mobil-mobil parkir dan semua orang tua tampak mengantar anak-anak mereka. Uniknya aku menemukan beberapa orang yang aku kenal juga mengantarkan anaknya dengan mobil!
Emang salah li ? Enggak salah sih, namun menurut kalian kalau jarak sekolah dari rumah bisa ditempuh berjalan kaki (enggak lebih dari 50 langkah) apakah kalian akan buang energi dengan mengeluarkan mobil dan mencari parkir? padahal bisa parkir dirumah? hihihi. Jelas ini mengundang pikiran picis di kepala ku, helloww segitu pentingnya di hari pertama sekolah semua orang tahu bahwa lu antar anak dengan mobil ? Sumpah ini kalau enggak macet pasti aku enggak kepikiran nulis begini tapi ini jalanannya jadi stuck karena kiri-kanan badan jalan digunakan buat parkir bahkan sudah sampai depan rumah-rumah orang sekitar.
Lalu setelahnya aku bersyukur anakku tak bersekolah disana, fiuhh bisa jadi kami akan disoroti karena mengantar anak dengan berjalan kaki, kemungkinan teman TK anakku akan bertanya 'mana mobilmu?' karena anak hanya bertanya tentang yang dilihatnya bukan ?.
Sekolah anakku bagaimana ? Alhamdulillah sekolah memang tidak mengakomodir tempat parkir yang luas, dan portal dipasang 200 meter dari gerbang sekolah, artinya tak ada parkir sampai depan sekolah dan semua orang tua turun menjemput anak dengan berjalan kaki sampai gerbang sekolah, saat anak-anak berlari mendekati orang tua kondisi mereka sama, berjalan bersama menuju kendaraan masing-masing which is kita enggak tahu apakah dia akan naik mobil, jalan kaki atau sepeda motor kecuali kita kepo ikuti deh arah jalan mereka hehe.
Di kelas anakku ada seorang anak pindahan dari sekolah yang aku ceritakan dan subhanallah tahu kenapa dia pindah ? Jawaban ayahnya 'anak saya dibully', sekolah memang adalah rumah kedua bagi anak-anak kita namun tetap akhlak harus terbentuk dari rumah. Anak tersebut bukan tak punya mobil, bukan tak kaya hanya saja dia pemalu dan dia menjadi tak ingin ke sekolah karena di bully.
Tulisan ini bukan sindiran untuk yang punya mobil, bukan pula karena aku tak memiliki mobil. Rasanya mengajarkan anak untuk sederhana itu perlu dimulai sejak dini mom's, tapi ya susah sih ya kalau sudah sekolah gambarannya kudu naik mobil giliran gak diantar naik mobil bakalan jadi pertanyaan ya ? Ehm..jadi semacet apa sekolah anak-anak kalian di hari pertama ? Dan semoga saja ya pihak sekolah bisa memberikan informasi supaya di hari pertama sekolah kendaraan pribadi parkir 500 meter dari gerbang sekolah sehingga ketika melangkah masuk semua anak merasa sama, itu yang dirasakan anak-anakku.