Dulu membaca buku adalah sebuah kegiatan yang identik dengan memegang buku, namun era digital menggeser hal tersebut. Hadirnya e-book dan bacaan lain dalam genggaman membuat orang bisa membaca banyak hal tanpa harus memegang buku.
Tema hari ketiga ODOP dari ISB adalah bagaimana cara supaya kita bisa membaca buku minimal satu buku dalam satu bulan, beberapa teman juga pernah bertanya sudah baca buku apa bulan ini? Bagiku pribadi membaca ini tak terbatas pada satu buku bertema, tapi yang pasti dari tuntutan membaca adalah keberlanjutannya.
Kenapa sih ahrus membaca? Apa yang harus dibaca? Semula aku hanya memang hobi membaca. Lokasi pekerjaan yang jauh di dalam perkebunan membuat aku menyiasati rasa sepi dengan membaca buku. Setiap aku bisa ke kota maka ke toko buku adlaah wajib dan aku biasanya membeli minimal 4 buku untuk dihabiskan dalam seminggu. Kebiasaan itu berlangsung selama 4 tahun aku di pedalaman, begitu aku punya lokasi kerja di kota hobi membaca menjadi surut karena apa? Karena aku merasa enggak punya waktu lagi.
Lalu sampai suatu saat ada teman lama yang menelepon mengabarkan kalau dirinya akhir-akhir ini menjadi pelupa, bahkan akut hingga hal-hal sepele sampai yang berbahaya nyaris terjadi. Temanku langsung berkonsultasi ke dokter dan ternyata dia sudah terserang dimensia tahap awal, penyakit pikun istilahnya. Umurnya saat itu masih 28 tahun, ehm bagaimana mungkin usia muda sudah pikun? Nah disinilah aku baru mengetahui bahwa dimensia itu dipicu karena temanku malas membaca, kesehariannya sebagai dokter membuat dia tak sempat untuk membaca, bahkan untuk bersosial mediapun susah.
Sejak saat itu aku selalu mengusahakan untuk bisa membaca, lantas apa ya jenis bacaan yang bisa membuat rindu? Jawabanku adalah Al-qur'an. Membaca buku seperti novel, atau hal-hal lain bisa memancing kejenuhan tapi tidak dengan Alquran, itu yang aku rasakan. Dan memang bila tak membaca sehari saja, ada rasa kehilangan.
Membaca mampu menghindarkan kita dari penyakit bahkan mampu memberi kesembuhan seperti penyakit dimensia yang dialami temanku perlahan membaik ketika dia rutin membaca buku dan pagi setelah shubuh adalah waktu terbaik membaca buku, begitu nasehat dokter yang dikunjunginya. Maka Al-quran adalah pilihan terbaik bagiku, setelah sholat atau dalam omprengan aku membaca alqur'an. Dan menurutku meski berulang yang dibaca ayat itu-itu saja namun selalu memberikan perasaan yang berbeda. Kita ini selalu mampu membuat aku damai, kadang menangis meski aku tak tahu artinya.
Lantas mengapa membaca bisa menyembuhkan penyakit? This is it!
Lantas mengapa membaca bisa menyembuhkan penyakit? This is it!
- Membaca Bisa Mengubah Mood, dengan membaca kita bisa membawa suasana kita ke arah yang kita inginkan. Kalau ingin bahagia tentu kalian harus membaca hal-hal yang positif, but some how aku suka membaca kisah sedih karena dengan menangis bisa membuat aku jauh lebih baik. Hal ini tentu baik bagi kesehatan jiwa kita, karena membaca bisa membawa kita kepada hal yang menyenangkan.
- Membaca Membuat Otak Lebih Sehat, dengan membaca mampu membuat otak untuk terus bekerja, makanya teman yang dimensia tadi bisa sembuh dengan kebiasaan membaca karena kegiatan membaca mampu merangsang pertumbuhan sel-sel bau di otak.
- Membaca Bisa Meningkatkan Konsentrasi, kegiatan membaca memang membutuhkan suasana tenang dan fokus sehingga kita bisa memaknai bacaan tersebut. Jadi percaya deh semakin rajin membaca akan semakin fokus dan tentu baik bagi kesehatan tubuh kita.
- Membaca Membuat Kita Banyak Tahu, dengan mengetahui banyak hal maka kita akan bersemangat dan kondisi ini otomatis membuat tubuh jadi lebih bergairah.
- Membaca Membuat Rileks, membaca juga bisa mengurangi stres apalagi kalau kalian membaca alquran dijamin hati akan tenram dan setelahnya perasaan akan tenang dan hal ini akan membuat badan jadi lebih sehat.
Nah! percayakan kalau membaca akan menyembuhkan penyakit, makanya sisihkan sebagaian waktu untuk membaca ya!