Masalah rumah tangga memang pasti ada saja, menyikapinya pun macam-macam. Weekend ini aku nonton sinetron khas emak-emak di Indosiar haha, kasus nya kalau bukan pelakor, miskin lalu jadi kaya eh direbut pelakor. Lalu sinetron punya ending yang beragam, ada yang tobat, tobat tapi langsung meninggal dan ada juga yang happy ending.
Dari beberapa sinetron yang aku lihat adalah masalah "ipar", apalagi kemarin baru saja viral di twitter seseorang yang hanya menikah 12 hari dan dari alurnya ada ulah 'ipar" disana, karena blogger jadilah pengen menulis tema ini, iya ya seberapa ngebantu sih kalau minta bantuan ipar? Lalu ada pula yang iparnya laki-laki eh dia curhat dan berujung selingkuh dengan ipar. Jadi isi tulisan ini tak tertuju ke siapa-siapa, justru aku ingin menuliskan pengalaman ku ketika "ipar-ipar" ku curhat dan bagaimana aku menyikapinya. Membela saudarakah atau membela ipar? Bagiku pribadi jelas memilih Nay buat ngadu ke ipar, why? Temukan jawabannya pada tulisan kali ini.
Curhat Sama Ipar Yay Or Nay |
Aku adalah seorang ipar bagi istri abang dan adikku, pertama kali aku tak mengalami masalah dengan para ipar, apalagi memiliki seorang kakak adalah impianku sejak dulu. Melihat teman sekelas yang kerap memiliki sesuatu dan itu dari kakak iparnya membuat aku bermimpi yang sama "ehm kapan ya bisa dikasih kado sama kakak ipar?", begitu batinku.
Abangku pun akhirnya menikah, namun sayang entah mengapa tak berlangsung lama. Dan menuju keputusan akhir itu kakak ipar kerap mengadu kepadaku, dimana setiap masalah pasti ada penyebabnya kan? karena itulah aku tak bisa menerima sepenuhnya aduan kakak ipar ku tentang abangku. Hei aku mengenal abangku lebih lama darimu? lagian salahmu pun ada, darah lebih kental dari air dan benar saja aku gak bisa membela kakak iparku (meski mungkin dia benar) bagaimana juga itu abangku, sesekali lu ejek ya gak apa, tapi kalau sudah keseringan? Oh gak bisa casandra!
Baca ya : Catatan Mertua
Tiba pula adik ipar yang curhat, sama saja bagaimanapun aku berusaha menjadi ipar yang manis tetap gak bisa kalau saudara kandugku dihina, diejek ya meski balik lagi ada benarnya tapi aku kakaknya, akupun seorang istri dan dengan latar belakang yang gak jauh beda seharusnya bisa menyikapi urusan rumah tangganya lebih baik dari aku. Sekali lagi ngadu ke ipar menurutku sia-sia, dan gambaran di sinetron Indosiarpun sama ipar pasti lebih membela saudara kandungnya daripada iparnya sendiri.
Kalau urusan senang-senang mah bsia jadi ipar enjoy tapi kalau mau ngaduin keburukan suami yang nota bene saudara kandung ipar, ya jelas enggak ada gunanya. Karena itu setelah menikah aku memilih ogah ngadu ke saudara ipar tentang suami, dijamin enggak ada gunanya yang ada malah kek sinetron Indosiar, malah kakak/abang/adiknya yang nyuruh suami kita nikah lagi karena mereka bisa mendapatkan kesenangan yang diinginkannya yang tak bisa kita berikan.
Aku masih bersyukur tak memiliki mertua sehingga masalah menantu-mertua memang enggak ada dalam rumah tanggaku, tapi kalau dengan ipar gimana li? Untungnya lagi suamiku ini 10 bersaudara dan hubungan mereka sih enggak akrab, semuanya sudah mengurus kesibukan masing-masing dan kalau dibilang keadaan ekonomi mereka jauh lebih baik dari suamiku jadi inshaallah mereka juga enggak akan nuntut apa-apa ke diriku.
Yang aku lakukan hanya menjaga silaturahmi, sekedar berkunjung membawa buah tangan, memberikan THR/jajan buat ponakan, hanya sebatas itu. Kalau menghubungi mereka buat curhat-curhat sih enggak banget, wong ke mamak sediri aku malas curhat apalagi kalau hanya ke ipar hehe. Eh pernah ding aku marah ke suami, trus aku minta ganti rugi sama teteh suami haha dan dibayar dong daripada adiknya dipulangin haha (jangan ditiru).
Well guys, gimana dengan kalian boleh dong share hubungan kalian dengan ipar-ipar kalian ya, sipa tahu memang ada ipar yang asyik hehe.