Bahagia,
Itu adalah hal yang gak semua orang bisa rasakan meski gratis. Ada banyak alasan untuk menyalahkan orang lain, diri sendiri bahkan tuhan untuk ketakberuntungan kita.
Aku Bahagia Karena Diriku |
Aku banyak belajar dari kedua orang tuaku, mana yang menurutku tak menyenangkan akan aku singkirkan. Dari sekian lama perjalanan mereka aku menyimpulkan hidup itu simpel, bersyukur dan berusaha.
Dengan syukur Allah sudah janjikan akan menambah nikmatNYA, dengan usaha maka gak ada ketakutan gak akan makan, Allah sudah jamin mencukupkan kebutuhan kita selama kita mau berusaha.
Untuk bisa bersyukur dan berusaha rahasianya hanya satu "terimalah dirimu apa adanya"
Dulu aku punya angan-angan tinggi, aku membuat kriteria menurut isi kepalaku. Lalu aku menyadari bahwa segala hal tertunda yang aku alami bukan salah siapa-siapa melainkan diriku sendiri. Ada banyak indikator kehidupan yang aku ciptakan sendiri, dan aku baru bisa mengenal dan menerima diriku ketika usia 30 tahun.
Baca : Quote penyemangat Hidup
Sejak aku menerima diriku, ternyata ada banyak kemudahan yang aku dapatkan. Menerima diri sendiri adalah kunci kita bisa menerima orang lain, dengan mengenal diri sendiri maka kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.
Meski demikian dunia ini tak lantas menjadi ramah, namun semua masalah menjadi mudah karena "i know my self " begitulah yang aku rasakan hingga hari ini. Ada teman yang meragukan diriku ketika aku memutuskan memilih Yusep sebagai suamiku, ada teman yang khawatir ketika aku memutuskan untuk tetap bekerja setelah menikah, ada Ibu yang merasa sedih melihat anaknya bekerja begitu keras demi diri dan keluarganya.
Semua kesedihan, kepiluan yang mereka rasakan bisa aku maklumi karena aku menerima diriku. Andai aku tak menerima diriku percayalah semua rasa negatif itu akan membuatku aku terhanyut dan meratapi nasib.
Aku memilih Yusep karena aku tahu diriku akan mampu menjadi penyempurna suami, aku tak pernah ragu dengan keuangan karena aku tahu diriku mampu mencari solusi, aku tak pernah merasa lelah melakukan kewajiban karena aku tahu diriku bahagia berbakti untuk keluarga, aku tak pernah mengeluh karena aku tahu Allah selalu mencukupkan kebutuhan hambaNYA. Aku bisa sejauh ini karena aku menerima dengan baik diriku sehingga semua terasa nikmat dan selalu berakhir dengan ucap syukur Alhamdulillah.
Baca Juga : Ibu Harus Bahagia
Berdamai dengan diri sendiri itu gak mudah, butuh banyak pengalaman hidup kalau aku bilang. Aku bisa karena aku dipertemukan dengan berbagai tipe dan kondisi orang lain. Aku banyak berteman dengan anak-anak orang kaya pada masa sekolah. Karena aku anaknya fleksibel maka biasanya gak susah mendapatkan teman, bahkan anak-anak orang kaya ini selalu membutuhkan kehadiranku untuk meramaikan acara mereka. Dari mereka aku tahu bahwa kekayaan bukan sumber kebahagiaan padahal aku sempat bermimpi di posisi mereka.
Lalu dari kedua orang tuaku aku belajar bahwa mempunyai pasangan itu bukan soal bisa masak, bisa nyari uang tapi bagaimana kita bisa saling menghargai kemampuan masing-masing. Mamak jarang mengucapkan terima kasih ke papa, sebaliknya papa tak pernah memuji kemampuan mamak dalam merawat kami dan rumah tangga mereka. Dari mereka aku belajar menghargai suamiku, sekecil apapun yang dia beri maka karena itulah kebutuhan kami tercukupkan, dari mamak juga aku belajar bahwa kalau lagi capek ya stop aja dulu, nikmati diri sendiri mau jajan kek, ke salon kek apapun yang membuatmu waras.
Dari semuanya aku menyimpulkan bahwa kunci bahagia bukan orang lain melainkan diri kita sendiri, cobalah mengenal diri lalu menerima diri apa adanya. Setelah mampu menerima diri sendiri aku jamin kalian akan melihat banyak hal-hal baik dan akan mampu mengelola energi negatif menjadi positif.
Tetap semangat buat kalian yang sedang mencari jalan untuk menerima diri sendiri.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir