Assalamu'alaikum,
Tulisan kedua yang membahas tentang keluarga KD dan Anang, bukan karena suka gosip melainkan ada banyak pelajaran yang bisa kita maknai dari kejadian ini. Perkembangan terbaru setelah saling sindir antara Ayah dan Anak Tiri akhirnya menjadi konsumsi publik.
Apakah Perceraian Sebuah Solusi? |
Alih-alih mendamaikan suami dan anaknya, KD malah menambah luka di hati Azriel. Dalam postingan klarifikasi KD yang merasa dipojokkan, KD menunjukkan bukti berupa screenshoot percakapan KD dan Loli (Aurel) dan ada komentar dari jiel (sapaan akrab Azriel) "harus diposting ya mii?"
KD berada diantara pilihan sulit, dan bila memang kondisi rumah tangganya dalam keadaan baik-baik saja maka sangat wajar KD membela keluarganya saat ini. Sikap ini bukan juga menunjukkan sikap tak sayang anak. Kejadian ini membuktikan bahwa meski KD sudah menjadi anggota dewan namun dia adalah manusia biasa yang masih butuh mengekspresikan diri dan menunjukkan bukti bahwa dia berjuang membela keluarganya.
Aurel dan Azriel diyakininya adalah anak hebat, kalau saja dulu keduanya bisa memaafkannya mengapa tidak kali ini? Namun Jiel bukannya makin mengerti tapi dia merasa lukanya menganga kembali "selama ini kami diam karena menghargai mimi, kenapa om memaki kami dan mimi hanya diam?"
Ketika Perceraian Bukan Solusi
Melihat kejadian ini sebagai seorang perempuan, sebagai istri dan ibu sungguh aku merasa sedih. Apalagi kita semua tahu perceraian Anang-KD ditenggarai karena kehadiran orang ketiga. Konon katanya perselingkuhan itu diketahui sangat jelas oleh kedua anak KD. Saat itu keduanya masih kecil namun mereka berusaha percaya bahwa perpisahan kedua orang tuanya adalah demi kebahagiaan mereka.
Dulu ketika ada yang bilang "bertahanlah, karena cerai bukan solusi" rasanya aku susah memahaminya. Ngapain satu atap kalau harus ribut? Ngapain bertahan kalau melukai anak-anak? Hari ini aku melihat luka yang sangat besar diantara mereka justru karena perceraian.
Ternyata perceraian tak mampu membuat keduanya hadir menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak mereka. Ternyata perceraian tak mampu membungkam ego mereka. Ternyata perceraian bukan solusi bagi sebuah persoalan rumah tangga.
Akupun melihat disekitarku bagaimana orang yang sudah bercerai terus membenci dan tak mampu menomorsatukan perhatian mereka untuk anak, karena kalau mereka mampu aku pikir pilihannya bukan bercerai? Aku dulu juga kerap berharap keduaorangtuaku bercerai saja daripada berantem terus. Tapi keduanya memilih bertahan karena menurut mereka rumah tangga itu adalah sebuah usaha untuk mencapai sebuah tujuan dan tak mengapa dalam mencapai tujuan itu harus terseok bahkan saling melukai.
Kini aku kerap bersyukur bahwa kedua orangtuaku memilih bertahan, melihat mereka menua bersama ternyata mampu menghilangkan luka ketika dulu mereka saling adu argumen.
KD-Raul-Anang dan Ashanti sudah seharusnya bisa menyelesaikan masalah ini tanpa membuat anak-anak terluka kembali. Dan semoga saja apa yang sedang kita saksikan tidak akan menghampiri kita, dan kalau memang ingin bercerai yakinkan diri untuk saling memaafkan. Jangan bawa dendam ketahapan hidup selanjutnya.
Sama seperti praktek poligami, kenapa kesannya tak ada manfaatnya? Karena pelaku praktek poligami hanya sedikit yang bisa menunjukkan kebenaran praktek poligami dengan baik, perceraianpun begitu hanya sedikit kisah yang membuatnya jadi bahagia.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir