Merantau adalah perginya seseorang dari tempat asal dimana ia ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.
Dan untuk pertama kalinya akhirnya aku merantau, meski diawal aku diantar oleh orang tua namun seminggu kemudian aku benar-benar jauh dari keluarga besarku. Aku merantau tentu saja dalam rangka menimba ilmu, saat itu orang tua berada di Sumatera Selatan dan aku kuliah di Bogor - Jawa Barat. Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di pulau jawa adalah saat aku kuliah.
Cerita Merantau |
Sebagai anak yang lulus SMA merantau adalah hal yang sudah lama dinantikan, rasanya akan bahagia, bisa bebas dan dikepala isinya semua tentang kebebasan, padahal selama bersama orang tua jarang banget keinginan yang tertunda hampir semua dikabulkan orang tua, namun merantau membuat anganku bebas, entah seperti apa pokoknya yipiiiiiii.
Hari pertama ditinggal aku masih bahagia, hari kedua juga senang banget mengenal banyak teman dari kota lain, hari berikutnya aku sudah harus mencuci pakaian sendiri, hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya bahkan meski celana bekas mensku. Aku tahu kain kotor itu harus direndam dulu, makanya mamak sudah membelikan deterjen dan ember untuk keperluan mencuci. Setelah beberapa saat merendam kini giliranku mencuci dan ternyata berat kawan! aku menangis karena kesal, malamnya tanganku sakit dan sebelum tidur aku menyadari betapa aku begitu semena-mena dengan tukang cuci di rumah yang harus mencuci banyak baju ku. Akhirnya aku mulai mengerti cara irit menggunakan pakaian supaya gak keseringan mencuci haha dan ketika mudik aku juga udah gak seenaknya lagi dalam bertukar pakaian sehingga aku dinilai mengalami "perubahan".
Hal Lucu Saat Merantau
Aku lulusan salah satu SMA Negeri di Sumatera Utara nah kalian paham bangetkan kalau orang ketemu orang Sumatera Utara pasti ngajak ngomongnya auto dilogat-in ala batak gitukan? Padahal ya di Sumatera Utara gak semua juga dialegnya ala batak gitu. Kalau bicara kenceng memang iya sih rata-rata demikian, entah karena semangat atau memang semua suka teriak haha. Jadi pas ngumpul sehabis makan siang biasakan anak kos akan ngobrol-ngobrol. Nah tibalah giliran aku bercerita tentang hal seru yang aku alami, salah satunya peristiwa aku mengalami kecelakaan lalu lintas.
Aku : kalian tau pas aku kecelakaan naik kereta nabrak becak loh..duh sakit badanku semua
Teman2 : Hah? ya ampun kasihan banget lu li, trus gimana nasib becaknya?
Aku : becaknya gak apa2, tapi keretaku rusak dan badanku lecet-lecet
Teman2 : wah, hebat amat becaknya, kok bisa? Tanya mereka dengan ekspresi heran seheran-herannya
Aku mulai ngeh ada yang gak beres dengan ekspresi mereka, lalu aku jawab "eh, kelen pikir kereta itu kereta api? Semuanya mengangguk, akupun ketawa "oalah woi..woi kereta itu di Medan artinya motor". Lalu kami tertawa bareng haha.
Ada lagi kisah ketika aku beli bakso Mas Gondrong yang lewat depan kos, setelah membungkus pesananku, aku minta kembalian "Mas, kembaliannya limrat lagi". Mas Gondrong terdiam beberapa saat dengan wajah mikir, dan aku ngeh lalu menjelaskan bahwa limrat itu adalah lima ratus haha.
Begitu juga ketika aku membuat laporan bahwa ada yang menarik uang dari ATM ku, aku menjelaskan ke petugas "Iya Pak, semalam saya narik uang tunai ke sini".
Petugas Bank : "oalah kalau mau nipu jangan gitu dek, biasa memang mahasiswa kehilangan uang trus ngakunya begini".
Akupun heran dan bertanya "saya nipu dari mana pak?".
Petugas Bank : itu bilang narik tunai malam-malam, wong bank bukanya sampai jam 4 sore kok.
Duh!lagi bahsa ini mengacaukans emua. Semalam bagi orang medan bukan menunjukkan siang atau malam, semalam adalah kejadian satu hari sebelumnya. Loh kok gak gunakan kemarin? Nah kemarin itu untuk kejadian yang sudah lama, kalau semalam memang istilah untuk kejadian satu hari sebelum.
Kalau saja tak merantau aku gak akan paham kekacauan bahasa ini, merantau juga membuat aku paham kenapa orang di luar Sumatera memberi label "orang medan itu kasar-kasar" tak lebih karena memang selain dari karakter gaya bicara juga ngotot habis haha.
Namun ada juga keuntungan menjadi perantau, kalau ketemu supir angkutan kebetulan orang Medan maka biasanya ongkos jadi gratis, begitu juga kalau kebetulan lagi berbelanja biasanya diberi potongan harga.
Merantau membuat kita menjadi lebih menghargai, merantau membuat kita lebih mengenal diri sendiri, merantau membuat kita memahami hal-hal yang dahulu tak mampu kita pahami dan merantau menambah wawasan kita semakin luas.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir