Prinsip-prinsip hidup yang aku dapatkan sampai hari ini gak ada yang instant, semua aku dapatkan melalui proses panjang. Selain memang sejak awal aku memilih untuk selalu semangat karena kondisi saat itu aku harus kuat demi adik-adik dan kebahagiaan diriku sendiri.
Dari setiap masalah dalam hidup aku selalu membuat catatan, dan aku akan berusaha untuk mencapai apa yang sudah aku simpulkan sebagai hal yang baik. Ada yang bilang "kok hepi terus sih kak? di rumah sudah masak, bangun jam 3 masih bawa motor lagi Tangerang - Jakarta eh senyum-senyum aja gak keliatan lelah?" Ini adalah komen yang kerap aku dengar dari rekan-rekan kerjaku. Dan aku memang gak tahu mengapa aku memilih untuk tersenyum meski aku bisa saja memilih untuk meanpakkan lelah?
Menurutku keberadaan kita ditengah manusia lain harus bermanfaat, bahwa sebaik-baiknya manusia itu yang ada manfaatnya. Kebayang gak kalau aku memilih menampakkan lelah? Bukannya dipijitin tapi aku yakin malah diberi tatapan iba dan hal ini gak akan menolong situasiku. Sebaliknya ketika aku menunjukkan bahwa aku baik-baik saja maka komentar heran mereka adalah sebuah semangat buat aku pribadi dan cerminan buat mereka.
Lalu apakah aku pernah memikirkan omongan orang lain? Jawabannya sudah pasti tidak! Kok bisa? waktu belajar matematika dasar guruku bilang bahwa bilangan apapun kalau dikalikan nol maka hasilnya menjadi nol, entah mengapa hal ini aku setujui banget dan sejak itu aku menerapkan dalam kehidupan ku bahwa apapun masalah yang ada kalau dikali nol tentu masalah itu menghilang haha. Ajaib memang tapi itulah yang aku gunakan untuk membuat hidup jadi lebih mudah dinikmati.
Ketika aku dipertemukan dengan atasan yang begitu kejamnya kepadaku karena selalu menebar kebencian, memberi aku SP3 hal ini juga aku kali dengan nol dan memanjatkan do'a supaya Allah melembutkan hatinya, memeluk hatinya supaya dia tak membenciku lagi. Alhamdulillah entah karena Allah sayang sama aku atau justru sayang pada atasanku akhirnya beliau membaca buku ust Abdul Somad dan sejak itu perlahan dia tak membenciku, tak mengintimidasi lagi. Ada juga rekanku yang dibenci atasanku tapi dia memilih cara berlawanan dengan ku yaitu melawan dengan membenci yang terjadi? Dia terpental ke divisi lain dan sampai hari ini hubungan itu menjadi rusak.
Ketika aku mendapat masalah biasanya yang aku lakukan adalah mengingat hal baik yang sudah aku dapatkan. Seperti kisah dapat atasan "jahat" ini aku hanya mengingatkan diri dari 10 atasan toh baru satu ini yang gak menyenangkan, jadi anggaplah sebagai penyeimbang hidup biar tahu pula rasanya bagaimana memiliki atasan yang tak berpihak kepada anak buah.
Setiap hari aku berusaha melepaskan hal-hal gak penting karena mengingat semua ada kapasitasnya, cara mudah yang aku lakukan adalah dengan curhat bisa dengan siapa saja yang aku mau atau sekedar ditulis sambil berderai air mata yang penting lepas dari dalam kepala. Kalau bete dengan suami ya marah saja, jangan pernah disimpan which is hanya berusaha menahan bukan mengikhlaskannya.
So selain mengalikan dengan nol, meyakini apa yang kita terima dalam hidup adalah ketentuan dari sang maha pencipta mampu membuat aku lebih santuy menjalani hidup. Selagi masih hidup berarti allah masih memberi rezeki kita dan menjamin kecukupan kita.
Keep Fighting!
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir