Selama ini jujur saja aku nggak pernah repot dalam menjalani hidup ini. Dulu sebelum sampai ke saat ini bahkan aku iri dengan adikku, ingin bertukar tempat dengan temanku atau sekedar bertanya kepada Tuhan 'kenapa sih aku harus begini?'. Namun semuanya beubah karena dalam perjalanan aku mendapati fakta bahwa pemikiranku salah. Adikku yang aku cemburui suatu hari bilang bahwa dia sangat iri denganku, kok bisa? Lalu teman yang ku ingin untuk bertukar tempat mengatakan bahwa dia selalu iri dengan kehidupanku. Sejak itu aku seperti menemukan sebuah kesimpulan bahwa takdir Tuhan adalah hal terbaik untuk ku. Sejak saat itu aku yakin bahwa hidup ini adalah menerima ketentuan Tuhan, menerima takdir adalah tugas ku sebagai manusia dan dalam menjalaninya aku hanya perlu ikhlas, berdoa, semangat dan berusaha.
Takdirku Adalah Hal Terbaik |
Karena prinsip itu maka aku nggak pernah merasa bahwa hidup ini nggak adil, aku selalu percaya apa yang aku terima adalah hal terbaik. Dengan begini aku selalu bisa menerima segala ketentuan Tuhan, misal ketika aku sudah kepala tiga namun belum menikah aku yakin bahwa Allah akan memberi jodoh disaat yang tepat. Dan benar saja aku menikah dikala kedua adikku yang tadinya ku bantu biaya kuliahnya mereka sudah bekerja, Mamak Papa yang tadinya aku support biaya hidup sudah nggak perlu lagi ku support karena kebun kami sudah menghasilkan. Jadi ketika aku menikah beban itu semua sudah tak ada, sungguh waktu Allah adalah yang terbaik.
Pernah lagi aku berkhayal ingin umroh, mendengar keinginanku Mamak hanya bisa mengaminkan, keinginan itu hadir ketika gaji yang ku miliki hanya sisa sekian rupiah karena aku mensupport keluarga namun tugasku hanya bermimpi, berdoa, dan berusaha selebihnya biar Allah yang bekerja. Jawabannya hadir lewat seorang Kepala Desa, beliau membantu mewujudkan impianku bahkan Mamak Papa tak percaya aku bisa bertandang ke baitullah.
Lalu kini setelah menikah dan memiliki anak-anak akupun yakin apa yang ada saat ini adalah hal terbaik, ketika orang bilang aku harus punya anak perempuan supaya hari tuaku baik tapi aku justru melihat fakta yang ada saat ini which is kedua anak perempuan Mamak Papa justru tak bisa mendampingi mereka, abangku lah yang menemani Mamak Papa, lantas adakah alasan aku tak bersyukur atas kedua anak lelaki ku? Percayalah bahwa apapun anak yang dititipkan Allah adalah anak terbaik untuk kita. Kadang yang membuatnya jadi masalah adalah espektasi kita.
Dalam dunia pekerjaanpun aku selalu manut pada ketentuanNYA, ketika aku memiliki atasan yang 'jahat' itupun harus aku syukuri, bayangkan dari 7 atasan yang pernah ada baru sekali ini atasan yang tak mengenakkan hati, anggap saja sebagai penyeimbang hidup hehe. Dengan begini aku jadi tahu rasanya punya atasan yang tak berpihak kepada kita, yang aku lakukan adalah menerimanya, tak mengurangi cara aku bekerja hingga pada akhirnya atasanku tersebut bosan berbuat jahat dan kini sungguh dia adalah atasan yang baik dan aku merasa bahagia.
Selain menerima ketentuanNYA yang aku lakukan adalah tetap menjalankan kewajibanku. Sebagai istri aku berusaha untuk melayani suami seperti yang diajarkan agama, sebagai ibu aku kerap memasak untuk keluarga, sebagai anak aku tetap sesekali ditengah keterbatasan memberi kepada orang tua dan keluarga suami, sebagai individu pun aku berusaha menjalankan kewajiban. Masalah hak tak semua harus dituntut, kita pasti tahu mana yang terbaik buat kita.
Hidup itu sesederhana menerima takdir, nggak usah kebanyakan tips yang terpenting adalah mampu menerima dan meyakini bahwa rencan Tuhan adalah rencana terbaik untuk kita. Ketika kita meyakininya maka kita akan selalu bisa positive thinking, believe me!
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir