Hi Mommies,
Gimana nih memasuki masa transisi pasca pandemi? Sebagai makhluk sosial memang kita dituntut untuk beradaptasi, masih ingat betul bagaimana menghadapi masa pandemi dan kaget dengan semua kebiasaan baru menggunakan masker, menjaga jarak, anak-anak terpaksa harus di rumah dan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
|
Webinar Bicara Gizi Menyambut Hari Keluarga Nasional 2022 |
Lalu ketika aku dan anak-anak sudah mampu beradaptasi ternyata harus siap kembali lagi beraktivitas seperti sebelum pandemi, dua tahun menjaga jarak dan sekolah PJJ membuat anak-anak sudah terbiasa dan kini di masa transisi ada tantangan terutama anak keduaku yang full dua tahun sejak TK dan kelas 1 SD belajar tanpa ada interaksi langsung dan kini dia harus kikuk menghadapi belajar tatap muka dengan Guru dan teman-teman yang selama ini hanya bisa dilihat dari layar handphone-nya.
Bukan hal mudah namun sebagai orang tua tentu saja aku berusaha untuk selalu mensupport anak-anakku termasuk dalam memhami aspek sosial dan emosional anak, karenanya aku beruntung bisa mengikuti Bicara Gizi yang diadakan oleh Danonen Indonesia bersama BKKBN pada 28 Juni kemarin. Bertepatan menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh setiap tanggal 29 Juni mengangkat tema yang pas dengan permasalahan orang tua saat ini yaitu "Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi".
Oh iya mengapa Hari Keluarga Nasional diperingati pada 29 Juni? Aku pernah membaca sejarahnya lewat buku panduan Harganas bahwa pada 29 Juni 1949 beberapa saat setelah Belanda menyerahkan kedaulatan RI maka para pejuang kembali kepelukan keluarga, bagaimana mereka yang terpisah selama ini membela negara akhirnya bisa berkumpul dengan keluarga dan sejak itu 29 Juni diperingati sebagai Harganas, yah berharap sih ini jadi hari libur ya supaya momentum berkumpul dengan keluarga ini bisa dirayakan.
Bicara Gizi kali ini masih dilakukan secara online dengan menghadirkan para pakar yang kompeten membahas tema kali ini yaitu dr. Irma Ardiana, MAPS selaku Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH, dan Ibu Inspiratif Founder Joyful Parenting 101 Cici Desri. Tentu saja sosok yang akrab di webinar Bicara Gizi Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia juga hadir.
Tips dari Pakar Hadapi Masa Transisi
Aku selalu senang mengikuti Bicara Gizi apalagi kalau temanya membahas nutrisi dan kesehatan anak, sebagai orang tua yang terus belajar maka webinar yang diadakan Danone Indonesia membantuku untuk menyerap informasi terbaru sehingga aku bisa mengupgrade ilmu parenting.
Well, aku akan mencoba rangkumkan Webinar Bicara Gizi menjadi tips para pakar untuk kita orang tua yang masih melakukan adaptasi di masa transisi, semoga apa yang ditulis bisa menjadi inspirasi dan solusi dalam menjaga tumbuh kembang anak tetap optimal pada masa transisi ini.
Bekerja di Perusahaan Family Friendly
Tips pertama bagi orang tua tentu saja harus memiliki pekerjaan yang bisa memberi waktu bagi pekerjanya untuk bisa terlibat dalam urusan keluarga, emang ada? Ada! Salah satunya adalah Danone Indonesia yang membuat kebijakan-kebijakan Family Friendly seperti cuti melahirkan bagi Karyawan Perempuan diberikan selama 6 bulan, nah masa cuti 6 bulan ini menurutku sangat membantu workingmom, membersamai anak dimasa menyusui ekslusif tentu akan membuat anak-anak kita tumbuh sehat, bonding time lebih erat. Sedangkan untuk karyawan pria diberikan cuti 10 hari, hal ini akan membuat peranan seorang Ayah lebih besar sehingga dengan sendirinya akan tercipta kolaborasi orang tua dalam membersamai anak. Kebijakan saat ini umumnya Ayah hanya diberi cuti 2 hari, bayangkan saja bisa apa 2 hari? bahkan yang melahirkan caesar bisa sampai 5 hari di RS, so jangan heran kenapa di Indonesia susah banget tercipta kolaborasi antara Ayah dan Ibu dalam membersamai tumbuh kembang si kecil. Meski aku tidak bekerja di Danone alhamdulillahnya perusahaan ku masih sangat mentoleransi urusan keluarga dan aku bersyukur masih bisa mendampingi anak-anak pada momen penting tumbuh kembangnya. Nah mommies kalau bekerja usahakan cari perusahaan yang Family Friendly ya.
|
Corporate Communications Director Danone Indonesia |
Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia dalam sambutannya juga menyampaikan selain kebijakan perusahaan yang family friendly Danone Indonesia terus berkomitmen untuk melakukan edukasi seputar kesehatan dan nutrisi keluarga lewat berbagai program dan salah satunya Bicara Gizi. Setuju sih dengan komitmen Danone Indonesia ini bahkan menggandeng para blogger lewat Danone Blogger Academy supaya semua informasi terkait kesehatan dan nutrisi anak bisa disebarkan lebih luas.
Lewat Webinar kali ini Bapak Arif menyampaikan betapa pentingnya kolaborasi orang tua dalam membersamai anak pada masa transisi saat ini, karena tumbuh kembang anak bukan sekedar nutrisi melainkan ada perkembangan sosial emosi yang harus diperhatikan untuk membentuk karakter anak dan ini bisa terwujud bila adanya pola asuh kolaborasi antara Ayah dan Ibu. Keluarga adalah satuan terkecil dari makhluk sosial yang bisa hadir untuk memantau pertumbuhan sosial emosi pada anak, apalagi sejak pandemi interaksi orang tua dan anak semakin dekat dan diharapkan pada masa transisi ini orang tua mampu mengendalikan sosial emosi anak sehingga tumbuh optimal.
Pahami Fungsi Keluarga
Selanjutnya dr. Irma Ardiana selaku MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak dari BKKBN memberikan informasi bahwa data UNICEF menunjukkan selama pandemi orang tua mengalami tingkat stress dan depresi yang lebih tinggi hal ini berakibat menghambat kemampuan orang tua untuk mengatasi emosi dan kebutuhan psikologis anak. Nah benar banget sih ini, aku yakin mommies juga setuju ya kan? Apalagi working mom bebannya nambah, ya ngajarin anak-anak belajar, ngurusin rumah tangga belum lagi kewajiban sebagai karyawan.
|
dr. Irma Ardiana selaku MAPS Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak |
dr. Irma melanjutkan BKKBN juga melakukan survei pola asuh dengan data 71,5% pasangan suami istri telah melakukan pola asuh kolaboratif, 21,7% mengatakan istri dominan, dan 5,8% hanya istri saja. Diluar dugaanku sih ternyata sudah banyak ya orang tua yang menerapkan pola asuh kolaboratif. Jujurly sih membersamai anak berdua dengan suami memang lebih menyenangkan dibanding harus menderita sendirian hehe. dr. Irma menyebutkan manfaat dari pola asuh kolaboratif ini menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak mereka. Pola asuh kolaboratif diyakini akan mampu membantu perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak lebih baik dibanding pola asuh yang lainnya.
Nah bagi pasangan muda ada baiknya dalam menentukan pola asuh sebaiknya memahami apa itu fungsi keluarga dengan memahami fungsi keluarga maka kita bisa menjadi orang tua yang handal untuk menciptakan karakter generasi hebat. Ada delapan fungsi keluarga yaitu : Fungsi Keagamaan, Fungsi Sosial Budaya, adalah orang tua jadi panutan dalam ibadan maupun perilaku, Fungsi Cinta Kasih, Fungsi Perlindungan, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosial dan Pendidikan, Fungsi Ekonomi dan Fungsi Pembinaan Lingkungan. Bila kita memahami kedelapan fungsi keluarga ala BKKBN ini maka aku yakin kita bisa mendampingi tumbuh kembang anak optimum dengan karakter anak yang hebat.
Tahap Perkembangan Anak Sesuaikan dengan Usianya
Sebagai orang tua terkadang aku juga berharap anakku adalah orang dewasa dalam versi mini, padahal anak-anak punya tahap perkembangan sesuai usianya dan setiap anak tentu memiliki kepribadian yang unik namun seringnya sebagai orang tua lalai menuntut anak-anak menjelma jadi pribadi yang kita inginkan.
Materi yang diberikan oleh Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH semakin membuat aku memahami bahwa tumbuh kembang anak harus kita sesuaikan dengan usianya. Ada 3 faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu : Faktor Genetik, Faktor Nutrisi dan Faktor Lingkungan. Bicara mengenai aspek sosial emosi anak maka yang akan dibahas lebih mendalam oleh Dr. dr. Bernie adalah Faktor Lingkungan yang mencakup Protektif, Stimulasi dan Pola Asuh.
|
Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH |
Ternyata perkembangan sosial emosi pada anak sudah ada sejak dia dilahirkan, anak menunjukkan marah, senang dan takut dan hal ini akan berkembang seiring dengan pertambahan usianya. Makanya kalau dengar slogan Ibu Bahagia keluarga bahagia menurutku ada benarnya, apalagi anak-anak memang dominan dekat dengan Ibu.
Dr. dr. Bernie kembali mengingatkanku bahwa stimulasi yang kita berikan pada anak bukanlah untuk mempercepat kemampuan anak, melainkan untuk membantu anak mengenali dan mendorong mereka mencapai potensi yang ada pada diri anak. Beliau juga mengungkapkan bahwa ada korelasi antara sistem pencernaaan dan kecerdasan otak. Makanya sebisa mungkin orang tua memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan baik sehingga sistem pencernaan anak yang sehat tak akan mengganggu tumbuh kembangnya.
Beri Ruang Anak Mengungkapkan Emosinya
Pakar terakhir adalah Mbak Cici Desri, beliau aku kenal sebagai blogger yang aktif banget share kegiatan bersama anaknya di Instgram. Beliau adalah Ibu Inspiratif Founder Joyful Parenting 101, kalau mommies follow instagramnya ada banyak ide bermain bersama anak yang menyenangkan. Mbak Cici mengakui masa transisi ini memang penuh tantangan, dimana anak sudah terbiasa di rumah namun kini harus berinteraksi sosial kembali.
|
Cici Desri |
Tips dari Mbak Cici supaya anak tumbuh optimal di masa transisi adalah beri ruang pada anak untuk bereksplorasi tentu saja dengan batasan dan setiap keluarga pasti punya aturan yang harus ditaati. Lalu Mbak Cici juga membiasakan anak untuk mengungkapkan emosi secara verbal dengan begitu maka Mbak Cici bisa memahami apa yang dirasakan anaknya. Pola asuh kolaboratif juga dijalankan oleh Mbak Cici dengan Suami dan peranan Ayah penting untuk membentuk rasa percaya diri pada anak dan jangan lupa melibatkan lingkungan anak seperti menghubungi guru anak untuk memantau perilaku di Sekolah.
Nah itu dia mommies tips dari para pakar kali ini, semoga saja kita bisa melewati masa transisi dengan baik sehingga anak-anak tetap nyaman dan bisa tumbuh optimal. Danone SN Indonesia juga selalu berinovasi menghasilkan beragam produk untuk memenuhi nutrisi anak Indonesia supaya tumbuh kembang optimal.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir