Dulu sebelum menikah dan bekerja di pedalaman aku suka membaca buku, setiap ada orang yang mau datang ke site selalu menitip untuk dibawakan/dibelikan buku. Kehidupan di dalam hutan membuat aku punya banyak waktu luang, bahkan membaca buku membuat aku betah bekerja dalam sunyinya kehidupan pedalaman.
5 Penyebab Ibu Pekerja Malas Baca Buku |
Punya alokasi dana untuk membeli buku sebagai hobi merupakan kebahagiaan, semula aku pikir hobi membaca buku ini akan long lasting namun aku salah. Aku menyadari bahwa membaca buku adalah kebiasaanku yang hadir ketika aku punya waktu luang dan merasa sepi. Setelah aku bekerja di kota dan menghabiskan weekend dengan traveling kebiasaan membaca buku perlahan terkikikis. Kalau sekarang bagaimana? Duh! menjadi Ibu, mengurus urusan rumah tangga dan bekerja sudah membunuh kebiasaan baikku untuk membaca buku.
5 Penyebab Ibu Pekerja Malas Baca Buku
- Bukan Hobi, aku menyadarinya ketika sudah bekerja di kota besar dan aktif bergaul bahwa faktanya aku memang tak hobi membaca buku. Membaca buku aku lakukan ketika aku punya banyak waktu luang dan sekedar mengisi kekosongan. Meski sempat suka membaca buku namun kebiasaan baik ini tak mampu menjadikanku kutu buku.
Malas Baca - Tak Punya Waktu, klise mungkin namun benar adanya. Jangankan membaca buku, membaca story kalian saja ku tak mampu. I have no time! Bangun sejak jam 3 pagi berkutat di dapur, lanjut persiapan anak-anak ke sekolah, lanjut sarapan dan lalu otw ngantor. Sampai di kantor chit chat sama geng gosip, melakukan kewajiban sebagai karyawan and then pulang deh. Setiba di rumah kembali mengurus anak dan seisi rumah, fiuuhhh!
Nggak Punya Waktu - Sosial Media, keberadaan sosial media tak kupungkiri membuat aku tak bisa menekuni bacaan sebuah buku. Sosial media juga membuat aku menjadi seorang content creator meski tak sering namun beberapa kali harus mengerjakan konten and it's need time.
- Harga Buku, dulu ketika senang membaca buku aku punya alokasi dana untuk membeli buku. Setelah menikah ternyata prioritas keuangan bergeser semua, boro-boro menyisihkan sebagaian penghasilan untuk hobi kebutuhan wajib saja deg-degan memenuhinya hehe
Harga Buku Mahal - Lebih Asyik Nonton, beberapa tahun terakhir banyak buku yang dijadikan film. Salah satu efek negatif buku difilmkan adalah adanya perbedaan rasa ketika membaca dan menonton. Seringnya bikin kecewa karena imajinasi ketika membaca buku tak bisa divisualkan dengan baik. Alhasil sekarang lebih baik menikmati satu versinya saja, dan aku meutuskan lebih menanti versi film daripada bukunya.
Menonton Lebih Seru! |
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir