Wah sudah menjelang akhir tahun, rasanya terharu ya parents anak-anak sudah naik kelas bahkan ada yang lulus ke jenjang pendidikan berikutnya. Setelah war wisuda yay or nay maka muncul kembali war "boleh nggak sih guru menerima hadiah?" Tentu saja aku akan menjawab "boleh, selama Guru bisa terus objektif, selama bisa berbuat adil" silahkan. Tapi tanya lagi hati paling dalam, mampukah kelak mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah? Karena kita nggak pernah tahu mungkin ada hati orang tua yang merasa nggak enak karena tidak memberi meski guru tak meminta, yakin mampu handle perasaan yang tak terlihat ini?
Larangan Guru Menerima Hadiah, setuju? |
Posisi pekerjaanku kalau disebut lahan basah bisa jadi demikian, mengapa? Karena hampir seluruh tagihan kontraktor verifikasinya melalui aku. Dulu ketika aku masih muda dan merasa aku akan bisa adil maka aku tak pernah menolak pemberian kontraktor, entah sekedar makanan atau uang yang diberikan setelah invoice mereka cair. Sampai suatu ketika hatiku yang paling dalam menyadari bahwa aku sudah tidak berlaku adil.
Setelah kita menerima sesuatu dari seseorang maka secara otomatis kita akan membalasnya, paling tidak ketika dia ada aku harus tersenyum ramah meski akus edang sibuk "oh iya diakan kemarin udah bawain donat". Begitulah ketika tumpukan verifikasi kontraktor ada di mejaku maka aku mengurutnya dari mereka yang selalu membawakan ku sesuatu. Ketika seorang kontraktor meneleponku dengan mudah aku abaikan "ah dia nggak pernah ngasih apapun". Untungnya aku langsung merasa disentil Allah, aku menyadari sudah jauh dari adil dan objektif.
Sejak itu aku tak pernah mau menerima apapun dari kontraktor, karena aku tahu melawan ego diri sendiri adalah hal sulit. Belum lagi aku juga mengalami diskriminasi karena aku tak pernah memberi, which is aku tak memberi bukan tak mampu tapi lebih menjaga wibawa tenaga pendidik. Apadaya nggak semua tenaga pendidik juga mengikuti aturan larangan menerima hadiah ini, lantas kemana semboyan Guru pahlawan tanpa tanda jasa?
Mengapa Guru Dilarang Menerima Hadiah : Memahami Etika dan Tanggung Jawab
Profesi Pendidikan
Pendidikan merupakan pondasi penting dalam pembentukan individu dan masyarakat. Dalam konteks ini, peran guru sangatlah vital. Guru tidak hanya bertugas memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga memiliki peran sebagai penggerak moral dan etika dalam proses pembelajaran. Salah satu prinsip etika yang dipegang teguh oleh profesi guru adalah larangan menerima hadiah.
Etika Profesi Pendidikan
a. Kebebasan
dan Netralitas : Guru harus menjaga kebebasan dan netralitas dalam memberikan
pengajaran kepada siswa. Menerima hadiah dapat menimbulkan bias dan
mempengaruhi objektivitas guru dalam memberikan pendidikan yang adil dan merata
kepada semua siswa.
b. Integritas
dan Independensi : Guru harus menjaga integritas dan independensi mereka dalam
pengambilan keputusan pendidikan. Menerima hadiah dapat mempengaruhi guru dalam
memberikan perlakuan preferensial kepada siswa atau mempengaruhi
keputusan-keputusan akademik.
Pencegahan
Korupsi dan Gratifikasi
a.
Mencegah Konflik Kepentingan : Dengan tidak menerima hadiah, guru menghindari
terjadinya konflik kepentingan yang dapat merusak integritas mereka dan
menciderai kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan.
b.
Menghormati Nilai Pendidikan : Dengan tidak menerima hadiah, guru mengutamakan
nilai-nilai pendidikan yang berkaitan dengan kejujuran, keadilan, dan
profesionalisme. Hal ini memperkuat martabat profesi pendidikan.
Membangun
Kepercayaan
a.
Kepercayaan Masyarakat : Ketika guru tidak menerima hadiah, masyarakat dapat
mempercayai bahwa pendidikan yang diberikan berdasarkan kualitas dan prestasi
siswa, bukan pengaruh hadiah.
b.
Kepercayaan Siswa : Siswa akan merasa dihargai dan diperlakukan secara adil ketika
mereka melihat bahwa guru tidak memihak atau membedakan siswa berdasarkan
hadiah yang diterima.
Larangan guru menerima hadiah adalah prinsip etika yang penting dalam memastikan integritas, independensi, dan profesionalisme dalam sistem pendidikan. Dengan tidak menerima hadiah, guru menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan menjaga kepercayaan masyarakat serta siswa terhadap profesi pendidikan. Menghormati aturan ini merupakan langkah penting menuju pembentukan generasi yang berintegritas dan memiliki keadilan dalam pendidikan.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir