5 Alasan Mengapa Kamu Gagal Menjadi Pendengar yang Baik

5 Alasan Mengapa Kamu Gagal Menjadi Pendengar yang Baik

Hi Readers!

Kali ini aku mau membahas tentang seni menjadi pendengar yang baik, aku pribadi mungkin termasuk pendengar yang baik. Banyak teman yang suka curhat kepadaku dan rerata memberi testimoni (yaela Li!) "Kalau curhat sama Uli kita tuh di dengar trus nggak di judge dan solusinya masuk akal".

Menjadi Pendengar yang Baik
5 Alasan Mengapa Kamu Gagal Menjadi Pendengar yang Baik

Artinya apa? Ketika kita dibutuhkan untuk mendengarkan maka sepenuhnya lawan bicara nggak berharap kita hanya menyediakan telinga tapi lebih dari itu! Tapikan Li selalu ada tuh yang nggak suka aku kasih masukan, maunya cuman di dengarin capek deh!

Menurutku kamu sudah menjadi pendengar yang gagal, nah yuk kita bahas dulu apa sih seni mendengarkan itu?

Seni Mendengarkan : Kunci untuk Komunikasi yang Sukses

Mendengarkan adalah salah satu aspek paling penting dari komunikasi yang efektif. Meski sering dianggap sepele, kemampuan untuk mendengarkan dengan baik dapat membuat perbedaan besar dalam hubungan personal dan profesional. 

Bagaimana Mendengarkan yang Sukses?

1. Fokus Penuh pada Pembicara 

Ketika seseorang berbicara, berikan perhatian penuh kepada mereka. Jauhkan gangguan seperti ponsel atau komputer, dan hadaplah ke arah pembicara. Kontak mata juga sangat penting untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan. Aku pribadi kerap melihat lawan bicara sambil melakukan sesuatu nah karenanya ada baiknya kita meminta waktu seseorang untuk mendengarkan kita atau ketika orang tersebut sudah teralihkan dari obrolan sebaiknya kita menyudahi saja daripada kita ngomong tapi dia nggak mendengarkan.

2. Berikan Tanggapan Non-Verbal yang Positif

Tanggapan non-verbal seperti mengangguk, tersenyum, atau mengeluarkan suara seperti "mmm" atau "aha" dapat memberikan sinyal bahwa Anda mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan. So jangan datar saja ya, hargai seseorang yang meluangkan waktunya meski hanya sekedar untuk didengar

3. Hindari Menginterupsi

Nah seringnya kita bak udah paham apa yang mau disampaikan lantas kita memotong pembicaraan sebaiknya jangan dilakukan ya. Interupsi dapat membuat pembicara merasa tidak dihargai. Berikan kesempatan bagi mereka untuk menyelesaikan pikirannya sebelum Anda merespons atau mengajukan pertanyaan.

4. Ajukan Pertanyaan yang Relevan

Saat mendengarkan seseorang tak ada salahnya Anda bertanya, mengajukan pertanyaan yang relevan menunjukkan bahwa Anda tidak hanya mendengar, tetapi juga memahami dan tertarik dengan apa yang dikatakan. Pertanyaan juga dapat membantu memperjelas dan memperdalam diskusi.

5. Ulangi atau Parafrase Ucapan Pembicara

Aku juga kerap mengulang bagian yang diucapkan hanya untuk memastikan apa yang aku dengar sudah satu pemahaman dengan temanku. Dan ternyata mengulang atau parafrase apa yang telah dikatakan oleh pembicara bisa memastikan bahwa Anda menangkap pesan dengan benar dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengoreksi jika ada kesalahpahaman.

6. Empati dan Pengertian 

Biasanya ketika seseorang butuh di dengar itu karena ada yang membuat dia galau maka cobalah untuk melihat dari sudut pandang pembicara dan tunjukkan empati. Hal ini bisa membantu menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat dan membuat pembicara merasa dihargai dan dimengerti.

Mengapa Banyak Orang Gagal Menjadi Pendengar yang Baik?

1. Distraksi dan Fokus yang Terpecah

Di era digital ini, distraksi dari ponsel, media sosial, dan perangkat elektronik lainnya seringkali mengganggu kemampuan seseorang untuk mendengarkan dengan baik. Fokus yang terpecah membuat kita mudah melewatkan informasi penting, bisa jadi tadinya curhatan teman menarik namun karena nggak fokus akhirnya kita menganggap yang diceritakan itu nggak penting.

2. Ego dan Keinginan untuk Berbicara

Banyak orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Keinginan untuk didengar dan menunjukkan pengetahuan atau pendapat seringkali menghalangi kemampuan untuk benar-benar mendengarkan orang lain.

3. Asumsi dan Prasangka

Membuat asumsi atau memiliki prasangka sebelum mendengar seluruh pesan bisa mengganggu proses mendengarkan. Prasangka bisa berasal dari stereotip, pengalaman masa lalu, atau bias pribadi yang menghambat objektivitas.

4. Kurangnya Keterampilan Mendengarkan yang Dipelajari

Tidak semua orang diajarkan cara mendengarkan dengan baik. Mendengarkan adalah keterampilan yang perlu dipelajari dan dipraktikkan. Tanpa pelatihan dan kesadaran akan pentingnya mendengarkan, banyak orang gagal untuk mengembangkannya. Aku suka mendnegarkan karena aku selalu tertarik dengan sudut pandang seseorang, kalau nggak klop dengan pendapatku maka aku coba untuk menarik dimana perbedaannya dan berakhir dengan menemukan hal baru yang bisa ku mengerti

5. Emosi yang Tidak Terkendali

Emosi seperti marah, kesal, atau bahkan terlalu bersemangat bisa mengganggu kemampuan mendengarkan. Mengendalikan emosi dan menjaga ketenangan dapat membantu meningkatkan kualitas mendengarkan.

Nah bagaimana ges? Seni mendengarkan adalah keterampilan penting yang sering diabaikan. Dengan memberikan perhatian penuh, menunjukkan empati, dan menghindari distraksi, kita dapat menjadi pendengar yang lebih baik. Memahami dan mengatasi hambatan-hambatan dalam mendengarkan adalah langkah awal menuju komunikasi yang lebih efektif dan hubungan yang lebih kuat. Mendengarkan yang baik tidak hanya memperkaya pengetahuan kita, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan profesional.

0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir