Hi Parents!
Meski anak-anakku sudah bukan balita lagi namun selalu menarik untuk terlibat dalam berbagi informasi seputar Kesehatan. Sebagai blogger aku selalu ingin berbagi informasi terkini tentang topik kesehatan di Indonesia, khususnya menyangkut Ibu dan Anak. Apalagi aku pernah mengalami perjuangan untuk membersamai anakku yang stunting meski dengan status gizi baik, rasanya meski sudah berbuat namun mendapati “kegagalan” dalam tumbuh kembang anak membuat aku merasa gagal menjadi Ibu.
Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) Didukung Nutricia Sarihusada Menyelenggarakan Malnutrition Awareness Week 2024 |
Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak 2017. Tahun 2024 ini, MAW dilaksanakan pada tanggal 16 - 20 September dengan melakukan kegiatan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi didukung oleh Nutricia Sarihusada dengan tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini’ hadir sebagai narasumber yaitu : Ibu Dr. dr. Luciana B. Sutanto, Bapak Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam dan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi.
Media Workshop ini dibuka oleh Dr. Lula Kamal dengan menyajikan fakta bahwa angka stunting di Indonesia pada akhir tahun 2023 masih di angka 21.5% sementara itu prevalensi WHO terhadap stunting adalah dibawah 20%, mampukah Indonesia pada tahun 2024 ini menurunkan stunting ke angka 18%?
Dr. dr. Luciana B. Sutanto selaku Presiden INA (Indonesian Nutrition Association) dan sejak tahun 2019 beliau aktif menjadi Duta Malnutrition Week menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sejak dini dan mengajak kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dengan langkah ini, diharapkan generasi yang lebih sehat dan produktif dapat tercipta. Beliau juga menyoroti tren remaja saat ini body goal-nya langsing namun tidak memperhatikan asupan nutrisi yang tepat. Saran dr. Luciana sebaiknya sebelum memulai diet pastikan terlebih dahulu angka Indeks Masa Tubuh, bila masih sesuai maka tak perlu diet. Diet yang tidak tepat akan menyebabkan Perempuan mengalami malnutrisi dan bila ini terjadi maka tak heran stunting di Indonesia akan susah diberantas.
Dr. dr. Luciana B. Sutanto selaku Presiden INA (Indonesian Nutrition Association) |
Untuk menghadapi tantangan ini, Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA), didukung oleh Nutricia Sarihusada, terus mengedukasi masyarakat salah satunya melalui Pekan Sadar Malnutrisi 2024, yang berlangsung dari 16 hingga 20 September 2024, program ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang pentingnya nutrisi seimbang, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Selanjutnya Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam selaku Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia membuka media workshop dengan sharing pengalaman pribadinya, ia menceritakan bagaimana selama bertugas di sebuah puskesmas di Batanghari, Jambi, ia membesarkan anaknya hanya dengan makanan lokal, seperti ikan gabus. Olahan pangan lokal di Indonesia itu cukup banyak dan pasti membuat anak cerdas jadi nggak usah terpengaruh harus menu-menu kekinian yang belum jelas juga kandungan nutrisinya.
Definisi Malnutrisi |
Menurut Prof. Ari, malnutrisi adalah asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan pada seseorang yang berakibat terjadinya berbagai gangguan biologi dan efeknya akan terjadi proses penghancuran dari lean body mass (penurunan sistem imun) sehingga bila seseorang sakit maka proses penyembuhannya lama. Fun fact-nya meski negara kita memiliki kekayaan pangan bernutrisi ternyata berdasarkan Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Indonesia menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,5 persen dan masih menjadi masalah yang signifikan di Indonesia, dan hal ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ketiga di Asia Tenggara dalam kasus malnutrisi. Penyebab utama masalah ini meliputi kemiskinan, kurangnya akses pangan bergizi, serta rendahnya kesadaran akan gizi yang seimbang.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam selaku Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia |
Prof. Ari juga menambahkan bahwa malnutrisi tidak hanya terkait dengan kekurangan gizi, tetapi juga ketidakseimbangan asupan energi dan nutrisi. Penanganan yang terlambat sering kali menyebabkan komplikasi kesehatan, bahkan kematian. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah dampak buruk malnutrisi.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada |
Sesi akhir Media Workshop Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, menggarisbawahi pentingnya pencegahan malnutrisi sebagai langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak serta menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Dr. Ray menegaskan bahwa mengatasi tantangan ini memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat. Nutricia Sarihusada, sebagai pelopor dalam bidang nutrisi, bertekad untuk terus berperan aktif melalui produk nutrisi inovatif, riset, dan inisiatif sosial demi menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup di Indonesia.
1 Komentar
Malnutrisi bisa terjadi sama siapa pun. Mesti dicegah sejak dini agar dampaknya nggak merembet ke mana-mana.
BalasHapusKomen ya biar aku tahu kamu mampir