Mengapa Generasi Z Sulit Dipahami dan Hubungannya dengan Pola Asuh Generasi X
Generasi Z (lahir antara 1997-2012) dikenal sebagai generasi digital-native pertama yang tumbuh dalam dunia serba teknologi dan akses informasi instan. Sedangkan aku adalah Generasi X which is seusiaku ini banyak yang menjadi orang tua dari Generasi Z. Generasi X didik dengan cara yang 'kolot' aku pribadi sempat berpikir 'nanti aku nggak mau seperti Mamakku"
Ternyata kini banyak yang merasa generasi Z ini sulit dimengerti, baik dari sisi pola pikir maupun perilaku. Apakah benar semua ini sepenuhnya kesalahan mereka, atau justru ada pengaruh besar dari pola asuh orang tua mereka yang rata-rata berasal dari generasi X (lahir 1965-1980)?
Gen Z dan Pola Asuh Gen X: Apa yang Salah? |
Mengapa Generasi Z Sulit Dipahami?
-
Teknologi Sebagai Dunia UtamaGenerasi Z sangat bergantung pada teknologi, mulai dari komunikasi, hiburan, hingga mencari informasi. Mereka sering terlihat "cuek" atau sibuk dengan gadget, yang oleh generasi sebelumnya dianggap sebagai kurangnya minat pada dunia nyata.
-
Kritis dan IdealisGen Z dibesarkan dalam lingkungan yang menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dan kesadaran sosial. Akibatnya, mereka cenderung kritis terhadap otoritas dan lebih cepat mempertanyakan nilai-nilai tradisional. Untungnya aku lama menikah sehingga ketika aku memiliki anak, aku juga menemukan alasan-alasan serta mampu memahami sikap Mamakku sebagai hal baik, maka akupun tak mengadopsi ilmu parenting modern 100%, aku masih menggunakan kata jangan untuk larangan, aku masih memberikan hukuman untuk sebuah kelalaian yang mungkin aku turut andil dalamnya
-
Mental Health AwarenessMereka sangat peduli terhadap kesehatan mental, berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih mengedepankan ketahanan. Sayangnya, ini sering disalahartikan sebagai kelemahan atau "manja."
-
Budaya Cancel dan Keinginan InklusivitasMereka memiliki standar moral tinggi terhadap isu seperti keadilan sosial, lingkungan, dan inklusivitas. Jika norma-norma mereka tidak dipahami, bisa muncul konflik dengan generasi yang pola pikirnya lebih konservatif.
Pola Asuh Gen X yang Berpengaruh pada Gen Z
Generasi X sering disebut sebagai "latchkey kids," yakni generasi yang banyak menghabiskan waktu sendiri karena orang tua mereka sibuk bekerja. Ketika mereka menjadi orang tua, pola asuh mereka sering kali reflektif dari pengalaman masa kecil mereka. Akupun sempat berpikir bahwa kelak aku tak akan seperti orangtuaku, nah mungkin inilah penyebab kebanyakan Gen Z berbeda, diasuh dengan pola modern karena 'dendam' pengasuhan sebelumnya.
-
Overprotective ParentingGenerasi X berusaha menjadi orang tua yang "lebih baik" dari orang tua mereka dengan melindungi anak-anak mereka dari kegagalan atau kesulitan. Akibatnya, Gen Z cenderung kurang terlatih dalam menghadapi tantangan. Bayangkan betapa banyak nasihat yang mengubah kata jangan menjadi hal positif dan ini salah menurutku, tak ada kata ganti untuk melarang bukan?
-
Kurangnya Keseimbangan TeknologiGen X tumbuh tanpa teknologi canggih, sehingga banyak dari mereka kurang memahami bagaimana cara mendampingi anak mereka dalam penggunaan teknologi secara bijak. Gen Z pun dibiarkan mengeksplorasi teknologi sendiri, yang terkadang menyebabkan kecanduan atau kesenjangan komunikasi. Bahkan tak sedikit orang tua yang dikadalin anaknya pekara teknologi, harusnya mereka dalam pantauan kita bukan sebaliknya.
-
Tekanan AkademikSebagai generasi pekerja keras, Gen X sering kali tanpa sadar menekankan pentingnya kesuksesan akademik dan profesional kepada anak-anak mereka. Hal ini membuat Gen Z merasa tertekan dan kurang didukung secara emosional.
Tips Sukses Menghadapi Generasi Z
-
Dengarkan Tanpa MenghakimiGenerasi Z ingin didengar dan dipahami, bukan hanya diberi solusi. Dengarkan pendapat mereka dengan terbuka tanpa menghakimi, makanya kalian akan merasa gagal bila kalian berbicara dengan nasehat.
-
Gunakan Bahasa TeknologiJika ingin mendekatkan diri, cobalah belajar menggunakan aplikasi atau platform yang sering mereka gunakan. Ini menunjukkan bahwa kita menghargai dunia mereka.
-
Bangun KepercayaanJangan hanya mengarahkan, tetapi ajak mereka berdiskusi. Biarkan mereka merasa memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan dengan dukungan Anda.
-
Ajarkan Resiliensi Secara BertahapAjarkan mereka untuk menghadapi tantangan kecil sebagai latihan sebelum menghadapi masalah yang lebih besar. Ini penting untuk membangun ketangguhan mereka.
-
Fokus pada KesepakatanKetimbang memaksakan nilai atau aturan yang kaku, cari titik temu dengan mereka. Dengan begitu, konflik dapat diminimalkan.
-
Pahami Batasan MerekaGenerasi Z sangat vokal tentang kesehatan mental. Jika mereka mengatakan butuh waktu untuk diri sendiri, hargai kebutuhan tersebut sebagai langkah mereka menjaga keseimbangan.
Generasi Z mungkin terlihat kompleks, tetapi di balik itu, mereka adalah individu yang sangat adaptif, kreatif, dan penuh potensi. Dengan memahami pola pikir mereka dan menyesuaikan cara berkomunikasi, hubungan lintas generasi dapat dibangun dengan lebih harmonis.
0 Komentar
Komen ya biar aku tahu kamu mampir