Kapan Menulis Buku Sendiri? Antara Impian dan Realitas

Kapan Menulis Buku Sendiri? Antara Impian dan Realitas

Berani Membuat Buku Sendiri : Antara Impian dan Realitas

Bagi banyak orang, menulis buku adalah sebuah impian besar. Akupun punya keinginan tersebut, tapi di kepalaku sering muncul pertanyaan seperti : "Kalau bukunya nggak laku, buat apa?" atau "Buku apa yang cocok untuk ditulis kalau bukan seorang ahli di bidang tertentu?" Makanya aku punya pemikiran spertinya menulis buku itu akan terasa lebih asyik kalau kita sudah dikenal banyak orang. Kalau terkenal, rasanya lebih mudah menjual buku, bukan? IMHO ya ges ya!

Jadi Penulis
Kapan Menulis Buku Sendiri? Antara Impian dan Realitas

Tapi benarkah harus menunggu waktu 'terkenal' untuk memulai? Atau justru buku itu sendiri bisa menjadi batu loncatan kita menuju panggung yang lebih luas? Kalau lagi waras ya aku mikirnya begini sih hehe


Mengapa Banyak Orang Ragu Menulis Buku?

  1. Takut Tidak Laku
    Wajar jika kita khawatir soal penjualan buku. Menulis adalah proses panjang, dan hasil akhirnya—buku fisik—tentu ingin dibaca banyak orang. Namun, fokus awalnya bukan tentang laku atau tidak, melainkan apakah karya tersebut bisa menyentuh satu hati saja. Kalau itu berhasil, menurutku udah langkah sukses tapi jujurly ya aku mandeg karena mikirin siapa yang mau beli hihih

  2. Merasa Bukan Ahli
    Aku pribadi merasa lebih cocok menulis biografi jika suatu hari membuat buku. Menulis biografi atau kisah hidup kita sendiri bisa jadi cara terbaik berbagi pengalaman tanpa harus menjadi 'pakar' terlebih dahulu. Semua orang punya cerita unik, dan siapa tahu, kisah itu bisa menginspirasi banyak orang!

  3. Menunggu Waktu Sempurna
    Ini sering jadi alasan klasik—menunggu momen yang 'pas'. Tapi, kapan waktu sempurna itu? Sebenarnya, tidak ada momen ideal selain sekarang. Jika terus menunggu, ide-ide luar biasa bisa menguap begitu saja.


Mengapa Kamu Harus Tetap Menulis Buku Sendiri?

  1. Buku Sebagai Jejak Abadi
    Bayangkan, suatu hari anak-cucu kita membaca buku yang kita tulis. Buku itu menjadi jejak hidup, pemikiran, dan pengalaman kita. Minimal jadi blogger deh kek aku hehe biar ada bacaan buat circle kita.

  2. Buku Biografi atau Kisah Pribadi Sangat Berharga
    Tidak perlu menjadi ahli di suatu bidang. Kisah hidup, jatuh-bangun, perjuangan, atau momen refleksi bisa menjadi konten yang menarik. Apalagi jika ditulis dengan jujur dan menyentuh.

  3. Buku Bisa Menjadi Pintu Menuju Kesuksesan
    Siapa bilang harus terkenal dulu baru menulis? Terkadang, buku justru menjadi medium yang memperkenalkan kita ke audiens yang lebih luas. Banyak penulis besar awalnya tidak dikenal, tetapi karya mereka menemukan pembacanya.


Mulai Dari Mana?

Meski ini kesannya teori banget tapi percayalah aku juga sudah menerapkan tips ini tinggal tunggu jadi ngetop bukuku langsung jadi haha

  1. Tentukan Jenis Buku
    Jika biografi menarik bagimu, mulailah dari sana. Tulis pengalaman hidup yang penuh makna, seperti momen refleksi, perjalanan bersama keluarga, atau hal-hal yang membentuk dirimu saat ini.

  2. Buat Outline Sederhana
    Rancang kerangka cerita dari awal, tengah, hingga akhir. Biografi tidak selalu harus runtut seperti kronologi. Fokus pada momen-momen penting yang memiliki pesan.

  3. Tulis Sedikit Demi Sedikit
    Jangan terbebani harus menyelesaikan semuanya sekaligus. Mulailah dari menulis 500 kata sehari. Lama-lama, tulisanmu akan menjadi satu buku.

  4. Berikan Pesan Inspiratif
    Biografi yang menyentuh biasanya memiliki pesan moral atau motivasi yang bisa dipetik oleh pembaca. Bagikan bagaimana kamu melewati titik-titik terendah, pelajaran hidup, dan cara kamu bangkit.

Menulis Buku, Menghadiahkan Cerita

Bagi ku, menulis buku tidak melulu soal "laku" atau "tidak laku". Lebih dari itu, menulis buku adalah tentang menghadiahkan cerita kepada dunia. Kalau saat ini kamu merasa belum dikenal banyak orang, tidak apa-apa. Justru, ini adalah langkah pertama untuk membagikan siapa dirimu kepada dunia. Toh bagaimanapun aku harus mengakui udah punya beberpa buku kolaborasi sih meski dicetak indie. 


0 Komentar

Komen ya biar aku tahu kamu mampir